LAPORAN
PRAKTIKUM
KIMIA DASAR II
(PEMBUATAN LARUTAN)
Oleh:
AGUNG WIDODO
A1M012080
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
PURWOKERTO
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hampir semua proses kimia
berlangsung dalam larutan sehingga penting untukmemahami sifat-sifatnya.
Larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia Dan makhluk hidup pada
umumnya. Reaksi-reaksikimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat,
bukannya antara zat murni. Banyak reaksi kimia yang dikenal , baik di dalam
laboratorium atau di industri terjadi di dalam larutan.
Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Di alam kebanyakan
reaksi berlangsung di dalam larutan air. Tubuh manusia menyerap mineral,
vitamin dan makanan dalam bentuk larutan. Larutan biasanya terdiri dari dua zat
atau lebih yang merupakan campuran homogen. Larutan disebut campuran homogen
karena komposisi dari larutan begitu seragam atau satu fasehingga tidak dapat
diamati bagian - bagian komponen penyusunnya meskipun dengan menggunakan
mikroskop ultra sekalipun. Larutan terdiri dari dua komponen penting. Komponen
tersebut adalah solven atau pelarut dan solut atau zat terlarut. Biasanya
komponen solven mengandung jumlah zat terbanyak. Dan komponen solut mengandung
jumlah zat yang lebih sedikit.
Konsentrasi adalah kuantitas relatif
suatu zat tertentu di dalam larutan. Konsentrasi merupakan salah satu faktor
penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi
larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut
atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap
pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya
bila mengandung sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah atau encer.
Pada umumnya larutan mempunyai beberapa sifat. Diantaranya sifat larutan non
elektrolit dan larutan elektrolit.
1.2 Tujuan
·
Mampu membuat larutan dengan berbgai
konsentrasi
·
Mampu membuat larutan dengan
pengenceran berbagai konsentrasi
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Larutan didefinisikan sebagai
campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai
molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat
berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung
sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan
pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat
terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut
(Baroroh, 2004).
Pada umumnya zat yang digunakan
sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut
adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi
kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).
Larutan gas dibuat dengan
mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur
dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan
larutan.
Larutan cairan dibuat dengan
melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagian cairan
adlah air, maka larutan disebut larutan berair.
Larutan padatan adalah
padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom
atau molekul dari komponen lainnya (Syukri, 1999).
Suatu larutan dengan jumlah maksimum
zat terlarutpadatemperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai
titik jenuh larutan tidak jenuh.
Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan
dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang
seharusnya dapat melarut pada temperature tersebut. Larutan yang demikian
disebut larutan lewat jenuh.
Banyaknya zat terlarut yang dapat
menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan
disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu, molekul
pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung
banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung
dua komponen. Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu pelarut
dan zat terlarut.
Contoh larutan biner
Zat terlarut
|
Pelarut
|
Contoh
|
Gas
|
Gas
|
Udara, semua campuran gas
|
Gas
|
Cair
|
Karbondioksida dalam air
|
Gas
|
Padat
|
Hydrogen dalam platina
|
Cair
|
Cair
|
Alcohol dalam air
|
Cair
|
Padat
|
Raksa dalam tembaga
|
Padat
|
Padat
|
Perak dalam platina
|
Padat
|
Cair
|
Garam dalam air
|
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion
berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).
Pembuatan larutan banyak aplikasinya
dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya ketika kita ingin membuat teh manis.
Kita menambahkan gula ke dalam air dan kemudian tambahkan teh serta
mengaduknya. Ternyata air teh tersebut masih terasa manis, kmudian kita
menambahkan lagi air ke dalamnya. Sehingga air teh yang tadinya kental atau
pekat dan manis sekali menjadi lebih encer dan rasa manisnya sedang. Itu semua
adalah kegiatan dalam pembuatan larutan. Mencampurkan air, teh dan gula merupakan
contoh pembuatan larutan dan campuran itu disebut larutan sedangkan penambahan
air ke dalam air teh yang manis dinamakan pengenceran. Dan kekentalan atau
kepekatannya disebut konsentrasi atau Molaritas. Jadi, larutan adalah suatu
system homogen yang terdiri dari molekul atom ataupun ion dari dua zat atau
lebih. Larutan akan terjadi jika atom, molekul atau dari suatu zat semuanya
terdispersi. Larutan terdiri atas zat yang dilarutkan (zat terlarut) yang
disebut solute dan pelarut yang dinamakan solvent. Solvent atau pelarut
merupakan senyawa dalam jumlah yang lebih besar sedangkan senyawa dalam jumlah
yang lebih sedikit disebut solute atau zat terlarut (Baroroh,2004). Larutan
yang saling melarutkan adalah campuran dua larutan polar atau dua larutan non
polar yang membentuk larutan satu fase homogen. Larutan yang tidak melarutkan
adalah campuran dari dua zat cair polar dan non polar membentuk dua fase. (
Stephen,2002)
Sifat
dari suatu larutan ditentukan oleh jenis dan jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. Sebagai
contoh, rasa asin dari larutan garam bertambah seiring bertambahnya jumlah
partikel garam yang larut. Demikian pula rasa manis dari larutan gula akan
bertambah seiring bertambahnya jumlah partikel
gula yang larut.
Namun
demikian, ada bebeapa sifat larutan yang hanya bergantung pada jumlah partikel
zat terlarut. Ke dalam dua wadah yang masing-masing berisi 1 L air ditambahkan
gula ke wadah yang satu dan garam ke wadah lainnya jumlah partikel yang sama.
Hasil pengukuran dari masing-masing larutan menunjukan bahwa kedua larutan
tersebut ternyata memiliki nilai penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,
dan penurunan titik beku yang sama relatif terhadap pelarut air. Pengukuran
dengan osmometer menunjukkan bahwa kedua larutan garam dan gula tersebut juga
mempunyai tekanan osmosis yang sama.
Sifat
larutan yaitu penurunan teknan uap (▲P), kenaikan titik didih (▲Pb),
penurunan titik beku (▲Tf), dan tekanan osmotik (π) yaang hanya
bergantung pada jumlah partikel zat terlrutnya dikelompokan bersama dan disebut
sebagai fifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan
yang bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan bukan pada jenis zat
terlarutnya.
Sifat
koligatif larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada jjumlah partikel
zat terlarut dan bukan pada jenis zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan
dibedakan untuk larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Hal ini dikarenakan kemampuan elektrolit untuk
terionisasi/terdisosiasi membentuk ion-ion di dalam larutan, menyebabkan jumlah
partikel zat terlarutnya menjadi lebih besar.
Kemolaran
atau Molaritas adalah banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter
larutan. Atau konsentrasi suatu larutan yang mengukur banyaknya mol zat
terlarut dalam tiap liter larutan. Kemolaran alatu Molaritas lambangnya M.
Molaritas dapat dirumuskan sebagai berikut :
M= n
V
Keterangan : M=
kemolaran (mol/L)
n= mol zat (mol)
V= volume yang ditempati zat (L)
M1.V1
= M2. V2
(Johari, 2011)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1
Bahan
dan Alat
3.1.1
Bahan:
·
NaCl 0,1M (garam dapur)
·
C6H12O6 0,2 M (glukosa)
·
C 11H22
O11 0,02M (sukrosa)
3.1.2
Alat :
-
Gelas kimia Labu volumetric -Pipet
volume
-
Gelas ukur
- Kaca arloji
-
Batang pengaduk
- Neraca analitik
-
Corong kaca
3.2
Prosedur
kerja
1. Pembuatan
larutan dengan berbagai konsentrasi
Semua
langkah tersebut dillakukan pada 3 bahan diatas
2. Pembuatan
larutan dengan pengenceran berbagai konsentrasi
Semua langkah tersebut dilakukan pada 3
bahan di atas
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Pengamatan
4.1.1 Pembuatan Larutan
no
|
Sampel
|
keterangan
|
Perhitungan
|
Gambar
|
1
|
NaCL 0,1M
|
Sebelum membuat
larutan maka dihitung dahulu berat bahan
|
M= n
V
0,1= n
0,05
n= 0,05
gr= n x Mr
gr= 0,005 x
58,44
gr= 0,2922grm
|
|
2
|
Glukosa 0,2 M
|
Sebelum membuat
larutan maka dihitung dahulu berat bahan
|
M= n
V
0,2= n
0,05
n= 0,01
gr= n x Mr
gr= 0,01 x
180
gr= 1,8 gram
|
|
3
|
Sukrosa 0,02 M
|
Sebelum membuat
larutan maka dihitung dahulu berat bahan
|
M= n
V
0,02=
n
0,05
n= 0,001
gr= n x Mr
gr= 0,001 x 330
gr= 0.33 gram
|
|
4.1.2 Pengenceran Larutan
no
|
sampel
|
keterangan
|
Perhitungan
|
Gambar
|
1
|
NaCl
|
Setelah melkukan
pengenceran, dihitung molar perhitungan
|
V1= 10ml
M1= 0,1ml
V2= 100ml
V1.M1=V2.M2
10.0,1=100.M2
M2= 10.0,01
100
= 0,01M
|
|
2
|
glukosa
|
Setelah melkukan
pengenceran, dihitung molar perhitungan
|
V1= 10ml
M1= 0,2ml
V2= 100ml
V1.M1=V2.M2
10.0,2=100.M2
M2= 10.0,2
100
= 0,02M
|
|
3
|
sukrosa
|
Setelah melkukan
pengenceran, dihitung molar perhitungan
|
V1= 10ml
M1= 0,02ml
V2= 100ml
V1.M1=V2.M2
10.0,02=100.M2
M2= 10.0,02
100
= 0,002M
|
|
4.2 Pembahasan
Berdasarkan
pada hasil percobaan dan data pada tabel hasil percobaan di atas dapat
diuraikan bahwa dalam membuat suatu larutan yang paling utama adalah jumlah
zatnya (mol). Karena dengan diketahui jumlah zatnya kita dapat menentukan
berapa massa yang dibutuhkan untuk membuat larutan NaCl 0,1 M, C 6 H
12 O6 0,2 M dan C11H22O11
0,02 M, yang paling utama dalam membuat larutan adalah mengetahui berapa gram
zat yang digunakan. Dalam pembuatan larutan ini tiap-tiap bahan akan diberi
perlakuan pembuatan larutan murni, pembuatan larutan dengan pengenceran dan
dengan pencampuran. Sesuai dengan hasil pengamatan diatas, dapa di ketahui
massa garam 0,299 gram, massa glukosa 1,8 gram dan masa sukrosa 0,33 gram.
Pelarut
dalam pembuatn 100ml NaCl 0,1 M, C 6 H 12 O6 0,2
M dan C11H22O11 0,02 M yang digunakan adalah
air sedangkan ketiga zat tersebut zat terlarut. Dalam pembuatan ketiga larutan
tersebut semua bahan terlarut dalam air. Setelah penambahan air atau pelarut di
dalam labu volumetric dan adanya pengocokan maka campuran itu sudah dinamakan
larutan.
Perlakuan
selanjutnya adalah mengencerkan larutan yang telah dibuat tadi. Proses
pengencerannya hanya mengambil sampel dari 100 ml larutan dari masing-masing
bahan tersebut 10 ml kemudian ditambahkan 90 ml air untuk mengencerkannya.
Sehingga terjadi perubahan volume dan perubahan konsentrasi.
Dari
semua hasil perhitungan ternyata konsentrasi dari ketiga larutan tersebut
ketika diencerkan konsentrasinya menjadi lebih rendah atau kecil dari
konsentrasi mula-mula atau mengalami penurunan konsentrasi sehingga larutannya
lebih encer dari semula. Bisa dilihat larutan garam dapur mulanya
berkonsentrasi 0,1 M kemudian setelah pengenceran konsentrasinya menjadi 0,01
M, begitu pula larutan glukosa mulanya konsentrasi sebesar 0,2 M setelah
ditambahkan 90 ml air konsentrasinya turun menjadi 0,02 M dan pada larutan
sukrosa atau gula pasir juga demikian awalnya berkonsentrasi 0,02 M setelah
diencerkan konsentrasinya berubah menjadi 0,002 M. dan untuk volumenya, mulanya
volume ketiga larutan yang diambil untuk proses pengenceran hanya sebesar 10
ml/larutan dan setelah penambahan 90 ml air volumenya menjadi 100 ml. sedangkan
untuk jumlah zatnya (mol) tetap. Hal itu bias dilihat saja dari rumus
pengenceran, adalah
M1.V1
= M2. V2. Dimana M.V adalah rumus banyaknya jumlah
zat (mol), sehingga mol awal = mol akhir. Oleh karena itu, percobaan pembuatan
larutan dengan pengenceran hasil yang didapat adalah sesuai dengan teori yang
mendasari,yakni bahwa mengencerkan larutan yaitu memperkecil konsentrasi
larutan dengan jalan menambahkan sejumlah tertentu pelarut. Pengenceran
menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah zat terlarut
tidak berubah.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
·
Setelah melakukan
praktikum pebuatan larutan, kita dapat membuat larutan dengan benar. Pelarut
dalam pembuatn 100ml NaCl 0,1 M, C 6 H 12 O6 0,2
M dan C11H22O11 0,02 M yang digunakan adalah
air sedangkan ketiga zat tersebut zat terlarut. Dalam pembuatan ketiga larutan
tersebut semua bahan terlarut dalam air. Setelah penambahan air atau pelarut di
dalam labu volumetric dan adanya pengocokan maka campuran itu sudah dinamakan
larutan.
·
Setelah membuat larutan kemudiaan larutan
tersebut diencerkan. konsentrasi dari ketiga larutan tersebut (garam,
glukosadan sukrosa) ketika diencerkan
konsentrasinya menjadi lebih rendah atau kecil dari konsentrasi mula-mula atau
mengalami penurunan konsentrasi sehingga larutannya lebih encer dari semula.
5.2
Saran
Dalam
melakukan praktikum pembuatan larutan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh
dan teliti. Karena, apabila praktikan tidak teliti atau salah dalam menghitug
massa tiap sampel maka akan mempengaruhi pada proses pembuatan larutan dan
pengenceran. Maka dari itu, dalam praktikum harus hati-hati dan teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Citra
Aditya Bakti : Bandung
Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Universitas
Lambung Mangkurat:Banjar Baru
Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia.
Kartika : Surabaya
John dan Rachmawati. 2011. Chemistry 3A. PT. Penerbit
Erlangga: jakarta
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik.
Universitasn Indonesia : Jakarta
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2.
Bandung: ITB
0 komentar:
Post a Comment