LAPORAN
PRAKTIKUM
KIMIA DASAR II
(UJI SIFAT ASAM DAN BASA SENYAWA ORGANIK)
Oleh:
AGUNG
WIDODO
A1M012080
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
PURWOKERTO
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asam dan
basa merupakan dua golongsn zat kimia yang sangat penting. Dalam kehidupan
sehari-hari, kita mengenal zat yang kita golongkan sebagai asam, misalnya asam
cuka, asam sitrun, asam jawa dan lain-lain. Kita juga mengenal berbagai zat
yang bisa digolongkan sebagai basa misalnya kapur sirih, kaustik soda, air
sabun, air abu dan lain-lain.
Berkaitan
dengan sifat asam dan basa, larutan dikelompokkan kedalam tiga digolongkan ,
yaitu bersifat asam, basa dan netral. Meskipun asam dan basa mempunyai rasa
yang berbeda tidaklah bijaksana untuk menunjukkan keasaman atau kebasaan dengan
cara mencicipinya, karena banyak diantaranya yang dapat merusak kulit atau
bersifat racun.
Arrhenius
mendefinisikan asam sebagai zat yang dalam air melepaskan ion H+ (pembawa sifat
asam adalah ion H+) dan basa sebagai senyawa yang dalam air menghasilkan ion
OH- (pembawa sifat basa adalah ion OH-).
Membedakan
sifat asam dan basa suatu larutan dapat diketahui atau dilakukan dengan cara
mengukur derajat keasamannya (Ph) dengan Ph paper atau ph meter, kertas lakmus,
dan indikator alami.
1.2 Tujuan
Mengukur
sifat asam dan basa beberapa senyawa organic menggunakan pH paper atau Ph
meter.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Teori asam basa yang
banyak digunakan dalam mempelajari kimia antara lain teori asam-basa Arrhenius,
teori asam-basa Bronsted-lawry, dan teori asam basa G.N.Lewis.
Menurut
Bronsted-Lawry, asam adalah suatu spesies kimia (molekul atau ion) yang dapat
mendonorkan suatu proton kepada spesies kimia yaang lain atau dengan kata lain
sebagai proton donor. Basa adalah suatu spesies kimia (molekul atau ion) yang
dapat menerima suatu proton dari spesies kimiayang lain atau dengan kata lain
sebagai akseptor.
Menurut
Lewis, asam adalah suatu spesies yang dapat menerima elektron bebas, sedangkan
basa adalah suatu spesies yang dapat mendonorkan pasangan elektron bebas.
Sedangkan
menurut Arrhenius, asam adalah suatu zat yang apabila terlarut dalam air dapat
menghasilkan ion H+ (atau H3O+). Basa adlah suatu zat yang apabila terlarut
dalam airdapat mengahasilak ion OH-.
Sifat asam-basa suatu larutan dapat ditunjukkan dengan
mengukur pH-nya. pH adalah parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman larutan. Larutan asam mempunyai pH < 7, larutan basa mempunyai Ph
> 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH = 7. pH larutan dapat ditentukan
dengan menggunakan (indikator universal atau dengan pH-meter).
Berkenaan dengan teori asam-basa, sifat larutan yang penting
adalah kekuatan asam dan kekuatan basa. Kekuatan asam dan basa dapat diketahui
dari ph larutan atau dengan menggunakan indikator asam-basa.
Indikator asam-basa adalah zat-zat warna yang mampu
menunjukkan warna berbeda dalam larutan asam dan basa misalnya kertas lakmus.
Lakmus akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan berwarna biru
dalam larutan yang bersifat basa.
Senyawa asam dan senyawa basa dapat digolongkan menjadi asam
kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah. Kekuatan asam ditentukan oleh
kemampuan menghasilkan ion H ⁺, sedangkan kekuatan basa ditentukan
oleh kemampuan menghasilkan OH ⁻. Banyaknya ion H ⁺ atau ion OH⁻ yang dihasilkan, ditentukan oleh derajat ionisasi.
Keasaman suatu larutan disebabkan adanya ion H+. Konsentrasi
ion hidronium [H+] dalam larutan encer umumnya sangat rendah, tetapi sangat
menenukan sifat-sifat larutan, terutama larutan dalam air. Menurut penelitian,
konsentasi ion H+ harganya sangat kecil, sehingga untuk menghindari kesulitan
dari penggunaan angka-angka yang terlalu kecil,maka pada tahun 1909 S.P.I
Sorensen mengusulkan konsep Ph ( pangkat ion hydrogen) untuk menyatakan skala
konsentrasi ion H+ suatu larutan.
Reaksi suatu
laritan asam denga dicampurkan dengan larutan basa adalah sebagai berikut:
HA → H ⁺ + A ⁻
LOH → L ⁺ + OH ⁻
Oleh karena nilai
tetapan ionisasi air (Kw) relatif sangat kecil, maka sudah dapat dipastikan
bahwa ion H+ dariiasam akan bereaksi dengan ion OH- dari basa membentuk air.
H ⁺ + OH ⁻ → H2O
Itulah
sebabnya reaksi asam dengan basa disebut reksi penetralan. Pembawa sifat asam
(H+) bereaksi dengan pembawa sifat basa (OH-) membawa air yang bersifat netral.
Selanjutnya yang terjadi dengan ion negatif sisa asam dan ion positif sisa basa
yaitu Ion-ion tersebut akan bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam.
Jadi reaksi asam dengan basa menghasilkan garam dan air, sehingga reaksi asam
dengan basa bisa juga disebut sebagai reaksi penggaraman.
Asam + Basa → Garam + air
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
3.1
Alat
dan Bahan
3.1.1
Alat
-
Tabung reaksi - Cawan perti
-
Timbangan -
Labu ukuran 10 ml
-
Ph paper atau ph meter
3.1.2
Bahan
-
Alcohol -
Asam asetat
-
Asam sitrat - Fruktosa
-
Glukosa
3.2
Prosedur
|
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
No
|
Bahan
|
ph
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
Alcohol
50%
5
ml alcohol 50% + akuades 10 ml
|
5,5
|
|
Asam
|
2
|
Fruktosa
50%
5
ml fruktosa 50% + akuades 10 ml
|
4
|
|
Asam
|
3
|
Glukosa
50%
5
ml glukosa 50% + akuades 10 ml
|
4
|
|
Asam
|
4
|
Asam
asetat 50%
5
ml asam asetat 50% + akuades 10 ml
|
2
|
|
Asam
|
5
|
Asam
sitrat 50%
5
gram asam sitrat 50% + akuades 10 ml
|
1
|
|
Asam
|
4.2
Pembahasan
Sifat
asam-basa suatu larutan dapat ditunjukan dengan mengukur ph-nya. Ph adalah
parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasamansuatu larutan.
Larutan asam mempunyai ph < 7, larutan basa mempunyai ph >7, sedangkan
larutan nertal mempunyai ph=7.
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
bahan –bahan uji yang kami gunakan 4 diantaranya akurat sedangkan satunya lagi
tidak akurat. Bahan-bahan yang akurat diantaranya 5 ml fruktosa 50% ditambah
dengan akuades 10 ml memiliki ph 4 (asam), 5 ml glukosa 50% ditambah dengan
akuades 10 ml memiliki ph 4 (asam), 5 ml asam asetat 50% ditambah dengan
akuades 10 ml memiliki ph 2 (asam) dan 5 gram asam sitrat 50% ditambah dengan
akuades 10 ml memiliki ph 1 (asam). Dan bahan yang setelah diuji tidak akurat
adalah alkohol 96% sebanyak 5 ml yang ditambah dengan akuades 10 ml
menghasilkan ph 5,5 (asam) yang seharusnya menghasilkan atau memiliki derajat
keasaman (ph) basa. Hal ini terjadi karena beberpa faktor diantaranya praktikan
kurang teliti dalam menentukan derajat keasaman larutan 5 ml alkohol 96%
ditambah akuades 10 ml pada ph paper dikarenakan kemiripan warnanya, sebelum
melakukan pengenceran, praktikan tidak mengecek kesterilan labu ukur (apakah
sudah terpakai dan terkontaminasi/tidak), terjadinya kesalahan pada saat
melakukan pengenceran. Beberpa faktor tersebut menjadi kesalahan yang
menyebabkan bahan yang diuji tidak akurat atau tidak sesuai dengan teori yang
ada.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
·
ml Alkohol 50% + akuades 10 ml memiliki
ph 5,5 (asam). Data ini tidak akurat. Karena bertentangan dengan teori bahwa
alkohol merupakan basa
·
5 ml fruktosa 50% + akuades 10 ml memiliki ph 4 (asam).
·
5 ml glukosa 50% + akuades 10 ml
memiliki ph 4 (asam).
·
5 ml asam asetat 50% + akuades 10 ml
memiliki 2 (asam).
·
5 gram asam sitrat + akuades 10 ml
memiliki 1 (asam).
5.2 Saran
·
Sebelum praktikum dimulai, sebaikanya
dilakukan pengecekan pada alat-alat yang akan digunakan untuk praktikum. Hal
ini penting dilakukan untuk berlangsungnya praktikum, karena jika keadaan alat
sudah rusak maka akan mempengaruhi pada data pengamatan.
·
Kelengkapan alat praktikum lebih
ditingkatkan lagi, agar praktikum berjalan baik dan lancar.
DAFTAR
PUSTAKA
Permana,
ivan. 1997. Kimia untuk Kelas XI.
Jakarta: Erlangga
Sudarmo,
unggul. 2004. Kimia untuk Kelas XI.
Jakarta: Erlangga
Purba,
michael. 2006. Kimia 2B untuk SMA Kelas
XI. Jakarta: Erlangga
Rahardjo,
sentot budi. 2008. Kimia Bebasis Ekperimen 2. PT. Tiga
Serangkai
Pustaka mandiri
0 komentar:
Post a Comment