LAPORAN
PRAKTIKUM
KIMIA DASAR II
(REAKSI ESTERIFIKASI)
Oleh:
AGUNG
WIDODO
A1M012080
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
PURWOKERTO
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reaksi esterifikasi
merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung antara suatu asam
karboksilat dengan suatu alkohol. Suatu reaksi pemadatan
untuk membentuk suatu ester disebut esterifikasi. Esterifikasi dapat dikatalis
oleh kehadiran ion H+. Asam belerang sering digunakan sebagai sebagai suatu
katalisator untuk reaksi ini. Pada skala industri, etil asetat di produksi dari
reaksi esterifikasi antara asam asetat (CH3COOH) dan etanol (C2H5OH)
dengan bantuan katalis berupa asam sulfat (H2SO4).
. Alkil lkanoat/ Ester
adalah sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah
ester hidrogen pada gugus ini
digantikan dengan sebuahgugus hidrokarbon dari berbagai jenis. Gugus ini bisa
berupa gugus alkil sepertimetil atau etil, atau gugus yang mengandung sebuah
cincin benzen seperti fenil.
Ester dapat
terhidrolisis dengan pengaruh asam membentuk alkohol danasam karboksilat. Reaksi
hidrolisis tersebut merupakan kebalikan daripengesteran. Disini senyawa karbon
mengikat gugus fungsi –COOR adalah alkilalkanoat . Ester diturunkan dari
alkohol dan asam karboksilat. Untuk ester turunan dari asam karboksilat paling
sederhana, nama-nama tradisional digunakan, sepertiformate, asetat,dan
propionate. (Harold, 1983 )
Proses
esterifikasi adalah suatu reaksi reversible antara suatu asam karboksilat
dengan suatu alkohol. Produk esterifikasi disebut ester yang mempunyai sifat
yang khas yaitu baunya yang harum. Sehingga pada umumnya digunakan sebagai
pengharum (essence) sintetis. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi reversible
yang sangat lambat. Tetapi bila menggunakan katalis asam sulfat atau asam
klorida, kesetimbangan reaksi akan tercapai dalam beberapa jam. Esterifikasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah; struktur molekul dari
alkohol, suhu proses dan konsentrasi katalis maupun reaktan.
Ester diturunkan dari
asam karboksilat dengan mengganti gugus OH dengan gugus OR (R adalah gugus
alkil atau aril). Ester merupakan senyawa organik yang bersifat
netral, tidak bereaksi dengan logam Na dan PCl3. Ester termasuk
salah satu turunan asam karboksilat yang diperoleh dengan mereaksikan suatu
asam (karboksilat) dengan alkohol atau phenol. Rumusnya: RCOOR’ dimana R
dan R’ adalah gugus organik.
Ester
yang terrdiri dari asam-asam yang berat molekul rendah
dan alkohol
merupakan senyawa-senyawa cair yang tidak berwarna, sedikit larut dalam air
dengan bau semerbak, dan mudah menguap. Ester dari beberapa asam karboksilat
dengan rantai panjang terdapat secara alamiah di dalam lemak,lilin, dan
minyak.
( keenan, 1980)
1.2 Tujuan
Membuat etil
asetat dari reaksi antara alkohol dan asam asetat dengan katalisator asam
sulfat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi
esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung antara
suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Suatu reaksi pemadatan untuk membentuk suatu ester
disebut esterifikasi. Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H+. Asam
belerang sering digunakan sebagai sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini.
Pada skala industri, etil asetat di produksi dari reaksi esterifikasi antara
asam asetat (CH3COOH) dan etanol (C2H5OH)
dengan bantuan katalis berupa asam sulfat (H2SO4).
. Alkil
lkanoat/ Ester adalah sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan pada
sebuah ester hidrogen pada
gugus ini digantikan dengan sebuahgugus hidrokarbon dari berbagai jenis. Gugus
ini bisa berupa gugus alkil sepertimetil atau etil, atau gugus yang mengandung
sebuah cincin benzen seperti fenil.
Ester
dapat terhidrolisis dengan pengaruh asam membentuk alkohol danasam karboksilat.
Reaksi hidrolisis tersebut merupakan kebalikan daripengesteran. Disini senyawa
karbon mengikat gugus fungsi –COOR adalah alkilalkanoat . Ester diturunkan
dari alkohol dan asam karboksilat. Untuk ester turunan dari asam karboksilat
paling sederhana, nama-nama tradisional digunakan, sepertiformate, asetat,dan
propionate.
Ester
yang paling lazim adalah etil asetat, CH3CO2CH2CH3,
suatu pelarut cat dan cat kuku maupun pelarut untuk perekat. Etil asetat dan
ester lain dengan sepuluh karbon atau kurang merupakan suatu cairan yang mudah
menguap dengan bau enak yang mirip dengan buah-buahan dan sering dijumpai dalam
buah-buahan dan bunga-bungaan. Banyak ester, baik yang dari alam maupun dibuat
oleh manusia, yang digunakan sebagai
bahan penyedap (flavoring agent).
Bau dan citarasa dari buah-buahan tertentu dapat disebabkan oleh
beberapa ester. Misalnya etil asetat, n-butil asetat, dan n-pentil asetat
semuanya merupakan citarasa dari pisang-pisang.Ester yang terdapat dari alam
yang terbuat dari asam karbiksilat berantai-panjang dan alkohol berantai-panjang
disebut lilin (janganlah dikacaukan lilin dengan bermacam hidrokarbon,seperti
lilin parafin). Kebanyakan bahan yangdisebut lilin biasanya adalah campuran dua
ester atau lebih dan zat-zat lain. Campuran
semacam itu merupakan zat padat yang mudah meleleh, dan jangka leleh
yang lebar (40-90C). bila dicampur dengan pelarut organik
tertentu,dapatlah mudah dioleskan sebagai larutan pelindung. Misalnya, carnauba
wax digunakan secara meluas sebagai pemoles mobil dan lantai
Ester
dari asam karboksilat rendah berat molekulyang
tidak berwarna,cairan mudah menguap dengan bau yang menyenangkan, sedikit larut
dalam air. Banyak yang bertanggung jawab atas aroma dan rasa bunga dan
buah-buahan misalnya, asetat isopentyl hadir dalampisang, metil
salisilat dalam wintergreen,
dan etil butirat dalam nanas. Ini
dan lainnya ester volatile dengan bau khas digunakan dalam rasa sintetis,
parfum, dan kosmetik. Ester volatile tertentu digunakan sebagai pelarut untuk
lacquers, cat, danpernis; untuk tujuan ini, jumlah besar dan butil asetat etil
asetat diproduksi secara komersial. Wax disekresi oleh hewan dan tumbuhan ester
terbentuk dari rantai panjang asam karboksilat dan alkohol rantai panjang.
Minyak
lemak dan ester dari rantai panjang asam karboksilat dan gliserol. Ester cair
volatilitas rendah pelunakan berfungsi sebagai agen untuk resindan plastik.
Ester juga mencakup banyak industri polimer penting. Polimetil metakrilat
adalah pengganti kaca dijual di bawah nama Lucite dan kaca, polietilen tereftalat digunakan
sebagai film (Mylar) dan sebagai serat tekstil dijual sebagai Terylene,
Fortrel, dan Dacron. (Suparno, 2006 )
Adapun
minyak dan lemak hewani dan nabati merupakan ester yang besar dan rumit.
Perbedaan antara sebuah lemak (seperti mentega) dengan sebuah minyak (seperti
miyak bunga matahari) hanya pada titik leleh campuran ester yang dikandungnya.
Jika titik leleh dibawah suhu kamar, maka ester akan berwujud cair – yakni
minyak. Jika titik leleh diatas suhu kamar, ester akan berwujud padatan
– yakni lemak.
B. Sifat Fisika dan Kimia Ester
Ester
pada umumnya bersifat polar. Sifat kimia ini menyebabkan ester yang jumlah atom
karbonnya sedikit mudah larut dalam air. Kelarutan ester berkurang dengan
bertambahnya atom karbon. Ester merupakan senyawa polar yang mempunyai
dipol-dipol yang saling berinteraksi di mana interaksi ini menimbulkan gaya antar molekul. Adanya gaya antar
molekul menyebabkan ester memilki titik didih yang lebih tinggi
dari senyawa hidrokarbon lain yang memiliki bentuk molekul dan massa atom
relatifnya mirip. Namun dibandingkan dengansenyawa
alkohol dan asam karboksilat yang bentuk molekul dan molekulrelatifnya
mirip titik didih ester lebih rendah. Hal ini disebabkan ester tidak memiliki
gugus OH- sehingga interaksi antar molekul ester tidak
membentuk ikatan hidrogen.Senyawa – senyawa
ester antara lain mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Pada
umumnya mempunyai bau yang harum, menyerupai bau buah-buahan.
2. Senyawa
ester pada umumnya sedikit larut dalam air dan bersifat polar.
3. Ester
lebih mudah menguap dibandingkan dengan asam atau alcohol pembentuknya.
4. Ester merupakan senyawa karbon yang
netral.
5. Ester
dapat mengalami reaksi hidrolisis.
Contoh : R– COOR1 +
H2O ------> R– COOH + R1 – OH
(Ester) (Air) (As.Alkanoat)
(Alkohol)
6. Ester
dapat direduksi dengan H2 menggunakan katalisator Ni dan
dihasilkan dua buah senyawa alkohol.
Contoh : R –COOR1 +
2H2 → R– CH2 – OH + R1 – OH
Ester Alkohol Alkohol
7. Ester
khususnya minyak atau lemak bereaksi dengan basa membentuk garam(sabun) dan
gliserol. Reaksi ini dikenal dengan reaksi safonifikasi penyabunan.
C. Sifat-Sifat Fisik Ester Sederhana
1. Titik
didih
Ester-ester
yang kecil memiliki titik didih yang mirip dengan titik didih aldehid dan keton
yang sama jumlah atom karbonnya. Seperti halnya aldehid dan keton, ester adalah
molekul polar sehingga memiliki interaksi dipol-dipol serta gaya dispersi van
der Waals. Akan tetapi, ester tidak membentuk ikatan hidrogen, sehingga titik
didihnya tidak menyerupai titik didih asam yang memiliki atom karbon sama.
a. Ester dengan titik didih
rendah (low boiling ester)
Ester
ini didistilasi dalam labu distilasi, maka akan keluar sebagai distilat yang
cukup tinggi kemurniannya. Alkohol dan sisa asam tetap tinggal dalam labu
distilasi.
Contoh : metal asetat, etil
asetat, metal format.
b. Ester dengan titik didih
sedang (medium boiling ester)
Ester
di distilasi dalam sebuah labu distilasi maka ester akan keluar bersama
alkohol, air serta sisa asam, dimana campuran tersebut komposisinya mempunyai
titik didih yang hampir sama dan fraksi mol campuran dalam fase uap dan cair yang sama. Contoh : tert
butil asetat, etil propionat.
c. Ester dengan titik didih
tinggi (high boiling ester)
Ester
ini dipisahkan dengan penguapan dan penambahan benzene sehingga sisa asam,
alkohol, dan air menguap, sedang ester tetap tinggal dalam distilator. Contoh :
etil pelargonat, n-Oktil asetat.
(Fessenden, 1982)
Ester merupakan senyawa yang penting dalam industri dan secara biologis.
Lemak adalah ester yang mempunyai rantai panjang asam karboksilat dengan
trihidroksi alkohol(gliserol). Bau yang enak dan buah-buahan adalah campuran
yang kompleks dari ester volatil.
Bau dari isopentenil asetat adalah mirip dengan aroma buah pisang
ataupun buah pir. Butil butanoat seperti aroma nanas, sedangkan propil
2-metilpropanoat memberi aroma rum (minuman). Sedangkan berton-ton senyawa
polimer p-dimetil terephtalat disintesis setiap tahunnya untuk membuat produk
dengan nama Dacron, yang merupakan polimer dari ester.
Dalam kimia, ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui
penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan suatu
gugus organik (biasa dilambangkan dengan R’). Asam oksigen adalah suatu asam
yang molekulnya memiliki gugus -OH yang hidrogennya (H) dapat terdisosiasi
menjadi ion H+.
Ester dapat
dibuat dari reaksi antara lain klorida asam dengan suatu alkohol dalam media
basa seperti piridin, dari reaksi asam anhidrida dengan suatu alkohol, dan juga
reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol menggunakan katalis karboksilat
dan alkohol direfluks secara bersama-sama dengan adanya asam sebagai katalis.
Reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan, sehingga tidak mungkin
mendapatkan ester secara kuantitatif dalam setiap mol reaktannya. Kesetimbangan
dapat diarahkan ke produk dengan mengambil produk airnya, atau dengan membuat
lebih kuantitas salah satu reaktan, biasanya reaktan yang harganya relatif
murah.
Ada dua metode yang digunakan dalam esterifikasi yaitu proses batch dan
proses kontinyu. Proses esterifikasi berlangsung dibawah tekanan pada suhu
200-250°C. Pada reaksi kesetimbangan, air dipindahkan secara kontinyu untuk
menghasilkan ester. Henkel telah mengembangkan esterifikasi countercurrent
kontinyu menggunakan kolom reaksi dodel plate. Teknologi ini didasarkan pada
prinsip reaksi esterifikasi dengan absorpsi simultan superheated metanol vapor
dan desorpsi metanolwater mixture.
Reaksi ini menggunakan tekanan sekitar 1000 Kpa dan suhu 240 °C.
Keuntungan dari proses ini adalah kelebihan metanol dapat dijaga secara nyata
pada rasio yang rendah yaitu 1,5 : 1 molar metanol : asam lemak dibandingkan
proses batch dimana rasionya 3-4 : 1 molar. Metil ester yang melalui proses
distilasi tidak memerlukan proses pemurnian. Kelebihan metanol di rectified dan
digunakan kembali. Esterifikasi proses kontinyu lebih baik daripada proses
batch. Dengan hasil yang sama, proses kontinyu membutuhkan waktu yang lebih
singkat dengan kelebihan metanol yang lebih rendah.
Proses esterifikasi merupakan proses yang cenderung digunakan dalam
produksi ester dari asam lemak spesifik Laju reaksi esterifikasi sangat
dipengaruhi oleh struktur molekul reaktan dan radikal yang terbentuk dalam
senyawa antara. Data tentang laju reaksi serta mekanismenya disusun berdasarkan
karakter kinetiknya, sedangkan data tentang perkembangan reaksi dinyatakan sebagai
konstanta kesetimbangan. Secara umum laju reaksi esterifikasi mempunyai sifat
sebagai berikut :
1. Alkohol
primer bereaksi paling cepat, disusul alkohol sekunder, dan paling lambat
alkohol tersier.
2. Ikatan
rangkap memperlambat reaksi.
3. Asam
aromatik (benzoat dan p-toluat) bereaksi lambat, tetapi mempunyai batas
konversi yang tinggi.
4. Makin
panjang rantai alkohol, cenderung mempercepat reaksi atau tidak terlalu
berpengaruh terhadap laju reaksi.
Sistem
pemroses yang dirancang untuk menyelesaikan reaksi esterifikasi dikehendaki
untuk sedapat mungkin mencapai 100%. Oleh karena itu reaksi esterifikasi
merupakan kesetimbangan, maka konversi sempurna tidak mungkin tercapai, dan
sesuai informasi yang ada konversi yang dapat dicapai hanya sampai 98%. Nilai konversi
yang tinggi dapat dicapai dengan ekses reaktan yang besar. Proses esterifikasi
secara umum harus diketahui untuk
A. Etil Asetat
Etil
asetat merupakan salah satu jenis pelarut yang memiliki rumus molekul CH3COOC2H5.
Produk turunan dari asam asetat ini memiliki banyak kegunaan serta pasar yang
cukup luas seperti pengaroma buah dan pemberi
rasa seperti untuk es krim, kue, kopi, teh atau juga untuk parfum,digunakan
pada industri tinta cetak, cat dan tiner, lem, PVC film, polimer cair dalam industri kertas, serta
banyak industri penyerap lainnya seperti industri farmasi, dan sebagainya.
Etil
asetat disintesis melalui reaksi esterifikasi fischer dari asam asetat dan
ethanol, biasanya disertai katalis asam seperti asam sulfat.
Katalis
|
Reaksinya
:
Etanol + Asam Asetat
Etil Asetat + Air
C2H5OH
+ CH3COOH
CH3COOC2H5 + H2O
Reaksi
di atas merupakan reaksi reversibel dan menghasilkan suatu kesetimbangan kimia.
Etil asetat dapat dihidrolisis pada keadaan asam atau basa menghasilkan asam
asetat dan ethanol kembali. Katalis asam sulfat dapat menghambat hidrolisis
karena berlangsungnya reaksi kebalikan hidrolisis yaitu esterifikasi fischer.
Etil asetat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.Tidak beracun dan tidak terhigrokopis.
2.Merupakan pelarut polar menengah yang volatil
(mudah menguap).
4. Merupakan
penerima ikatan hidrogen yang lemah dan bukan suatu donor ikatan hidrogen karena
tidak adanya proton yang bersifat asam (yaitu hidrogen yang
terikat pada atom elektronegatif seperti flor, oksigen, dan nitrogen.
5.Kelarutannya meningkat pada suhu yang lebih
tinggi. Namun demikian, senyawa ini tidak stabil dalam air yang mengandung basa atau asam.
B. Pembuatan Etil Asetat
Pembuatan etil asetat
dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
1.Esterifikasi fischer: merefluks asam dengan alkohol
yang berlebihan dalam suasana asam.
2. Mereaksikan
garam perak karboksilat dengan alkil halide.
Reaksi asam dengan
sintesis Williamson dari ester berlangsung melalui pertukaran atom unsur dua
molekul yang meliputi pelepasan OAg dan reaksi itu pada wujudnya tidak
dihalangi oleh adanya gugus alkil yang bercabang.Kelemahan cara ini
adalah panjangnya prosedur dan mahalnya biaya.
3.Mereaksikan alkohol dengan anhidrida asam alkanoat.
4. Mereaksikan
halogen asam alkanoat dengan alkohol. (aliprat, 2011 )
BAB
III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1
Bahan
:
·
Asam cuka
·
Alkohol
·
Asam cuka pekat
3.1.2
Alat
:
·
Pipet tetes
·
Tabung reaksi
3.2 Prosedur Kerja
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
NO
|
Sample
|
Ditambah asam cuka 5 tetes
|
Setelah dipanaskan
|
Setelah ditutup
|
1
|
1 ml alcohol 5 tetes asam sulfat
|
Bau menyengat
Warna putih bening
|
Ada
perubahan pada volumenya
|
Tidak ada
perubahan warna
(yang ditutup
tidak menguap, yang tidak ditutup menguap )
|
4.2 Pembahasan
Ester merupakan senyawa
karbon turunan dari asam karboksilat dimana gugus hidroksil (-OH ) asam
karboksilat diganti dengan gugus alkoksi. Pada percobaan kali ini yaitu
pembuatan salah satu senyawa ester yang biasa di temukan di kehudupan
sehari-hari. Ester di bentuk dari reaksi esterifikasi antara asam karboksilat
dan gugus alkohol,senyawa yang di gunakan adalah asam sulfat dan 1ml
alkohol yang di tambahkan asam cuka , Etil asetat dapat dihidrolisis pada keadaan
asam atau basa menghasilkan asam asetat dan ethanol kembali Pada percobaan ini campuran
alcohol , asam asetat berlebih dan sejumlah kecil asam sulfat pekat sebagai
katalis , direfluks, refluks bertujuan untuk menyempurnakan reaksi yakni dengan
mendidihkan campuran, lalu mengkondensasi uap dengan pendingin air dan kembali menguap ke
labu reaksi dengan penambahan katalis asam sulfat untuk mempercepat reaksi,
reaksi dilakukan pada suhu tinggi yang disesuaikan dengan titik didih reaksi
campuran
Katalis asam sulfat dapat menghambat
hidrolisis ,setelah
campuran1ml alcohol dan 5 tetes asam sulfat di tambahkan asam cuka perubahan
yang di hasilkan adalah bau dari larutan menjadi menyengat dan berwarna putih
bening
setelah larutan dicampur, dilihat, dan dicatat hasil
perubahannya lalu beberapa larutan di dalam tabung reaksi di tutup dengan
alumunium foil untuk dilihat perbedaan dari larutan etil asetat yang ditutup
dengan alumunium foil dan yang tidak setelah dipanaskan ternyatata tabung
reaksi yang ditutup tidak menguap sedangkan yang tidak di tutup menguap . Esterifikasi pada dasarnya adalah reaksi yang
bersifat reversibel (dapat balik) karena ketika asam karboksilat (asam asetat)
dan alkohol (etanol) dipanaskan untuk bereaksi maka akan terjadi reaksi
kesetimbangan antara ester dan air, artinya bahwa ester dan air yang terbentuk
dapat kembali menghasilkan reaktan-reaktannya yaitu asam asetat dan etanol.
Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil reaksi yang banyak maka diusahakan agar
reaksi cenderung bergeser ke arah produk yaitu dengan cara reaktan dibuat
berlebih yang dalam percobaan ini etanol dibuat berlebih ketika direaksikan
dengan asam asetat. Volume etil asetat yang diperoleh
berkuran disebabkan, dimana
volume yang diperoleh lebih kecil dibandingkan volume awal. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu :
Kemungkinan
pada saat proses , ester masih tersisa pada labu didih yang tercampur pada asam
asam.
Reaksi
esterifikasi merupakan reaksi reversibel dan berjalan lambat.
Sehingga rendemen
yang diperoleh dari percobaan ini adalah 68,8%. Sebenarnya hal ini sudah bagus,
hanya saja bila ingin mendapatkan hasil yang lebih maksimum hal tersebut dapat
dicapai yaitu dengan cara ekses reaktan yang besar, pemasangan alat destilasi
harus rapat contohnya kondensor (tidak terdapat celah untuk etil asetat
menguap, karena etil asetat mudah menguap), juga kondisi optimum untuk
menghasilkan etil asetat yaitu pada suasana asam (penambahan H2SO4 sebagai
katalis perlu diperbanyak juga, karena dapat mempercepat pembentukan reaksi),
serta suhu operasi harus pada suhu optimum dan dijaga konstan
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
·
Etil
asetat disintesis melalui reaksi esterifikasi fischer dari asam asetat dan
ethanol, biasanya disertai katalis asam seperti asam sulfat
·
Penambahan katalis asam sulfat untuk mempercepat reaksi
·
Refluks bertujuan untuk menyempurnakan reaksi yakni dengan
mendidihkan campuran, lalu mengkondensasi uap dengan pendingin air dan kembali menguap ke
labu reaksi
5.2
Saran
·
Dalam melakukan praktukim ini penting
memperhatikan prosedur kerja untuk ketepatan hasil praktikum agar hasilnya
tidak salah, agar tidak terjadi
pengulangan.
·
Dalam melakukan praktikum harus
diperhatikan setiap prosedur kerja yang ada sehingga setiap acara dapat
dilakukan secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Keenaan,C.W,
D,C Kleinfelter dan J.H Wood, 1980, General College Chemestry, New York, Harper
and Row Publisher, inc
Alipart, 2011, Pembuatan etil asetat.http://alipart.blogspot.com/2011/03/pembuatan-etil-asetat.html. diakses 29 Maret 2013.
Anonim, 2009, sifat senyawa organic.
http://www.chem-is-try.org/materi kimia / sifat
senyawa organik/alkohol/reaksi pengesteran.
diakses 29 Maret 2013.
Fessenden, Ralph J dan Joan S. Fessenden, 1982, Kimia
Organik, Erlangga, Jakarta.
Hart , Harold (alih bahasa oleh Dr. Suminar
Acmadi Ph.D), 1983, “Kimia Organik,
Suatu kuliah singkat”, edisi keenam, Erlangga, Jakarta.
Suparno, 2006, Ester
dari asam lemak, Penerbit USU, Medan.
LAMPIRAN
5 tetes asam cuka pekat setelah ditambahkan 1 ml alcohol
Gambar 1 Gambar
2
Gambar 3 Gambar 4
Gambar 5 Gambar
6
0 komentar:
Post a Comment