Recent Posts

SELAMAT DATANG DI BLOG AGUNG WIDODO SI PUTRA AMBON

Monday, November 4, 2013

LAPORAN UJI KUALITATIF UNTUK KARBOHIDRAT

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR II
(UJI KUALITATIF UNTUK KARBOHIDRAT)






Oleh:
AGUNG WIDODO
A1M012080





KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2013

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Karbohidrat merupakan bahan bakar, fungsi materi pembangun, sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh manusia. Manusia yang aktif memerlukan banyak karbohidrat, namun kelebihan karbohidrat akan disimpan sebagai glikogen dan asam lemak. Istilah karbohidrat meliputi gula dan polimernya. Karbohidrat yang paling sederhana adalah monosakarida, gula tunggal yang juga dikenal sebagai gula sederhana. Disakarida adalah gula ganda, yang terdiri atas dua monosakarida yang dihubungkan melalui kondensasi. Karbohidrat yang merupakan makromolekul adalah polisakarida, polimer yang terdiri dari banyak gula.
Karbohidrat adalah hasil alam yang melakukan banyak fungsi penting dalam tanaman maupun hewan. Melalui fotosintesis, tanaman mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat, yaitu dalam bentuk selulosa, pati, dan gula-gula lain. Selulosa ialah blok pembangun pada dinding sel yang kaku dan jaringan kayu dalam tumbuhan, sedangkan pati ialah bentuk cadangan utama dari karbohidrat untuk nantinya digunakan sebagai makanan atau sumber energi. Beberapa tumbuhan (tebu dan bit gula) menghasilkan sukrosa, yaitu gula pasir. Gula lain, yakni glukosa merupakan komponen penting dalam darah. Dua gula lainnya, ribose dan 2-deoksiribosa, ialah komponen material genetik RNA dan DNA. Karbohidrat lain penting sebagai komponen koenzim, antibiotik, tulang rawan, cangkang krustasea, dinding sel bakteri, dan membran sel mamalia.
Karbohidrat merupakan salah satu senyawa organik biomakromolekul alam
            yang banyak ditemukan dalam makhluk hidup terutama tanaman. Pada tanaman    yang berklorofil,karbohidrat dibentuk melalui reaksi antara karbondioksida dan molekul air dengan bantuan sinar matahari, disebut fotosientesis (Tim Dosen, 2010).
nCO2+ nH2O                                   (CH2O)n + nO2
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi umat manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O2) yang lepas di udara (Almatsier, 2010).
Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan dan tumbuhan di samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011).

1.2  Tujuan
·         Uji Mollisch
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat menguji kualitatif karbohidrat dalam beberapa larutan menggunakan larutan Mollisch.
·         Uji Fehling
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat megetahui adanya gula reduksi dalam beberapa larutan menggunakan larutan Fehling.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tiga bahan makanan pokok yang digunakan oleh manusia dan binatang adalah lemak, protein, dan karbohidrat. Karbohidrat adalah senyawa yang mengandung unsur-unsur : C, H, dan O, terutama terdapat di dalam tumbuh – tumbuhan yaitu kira - kira 75%, di samping itu bagian yang padatpun dari tanaman – tanaman tersusun dari zat ini.
Dinamakan karbohidrat karena senyawa – senyawa ini sebagai hidrat dari karbon, dalam senyawa tersebut perbandingan antara H dan O sering 2 berbanding 1 seperti air. Jadi, C6H12O6 dapat ditulis C6(H2O)6, C12H22O11, sebagai C12(H2O)11 dan seterusnya, dan perumusan empiris ditulis sebagai CnH2nOn atau Cn(H2O)n.
Karbohidrat merupakan zat yang mempunyai sifat aktif optik, sedangkan gliseraldehid (HOCH2-CHOH-CHO) adalah merupakan induk karbohidrat (Sastrohamidjojo, 2005).
Karbohidrat merupakan sesuatu yang istimewa atau spesial karena karbohidrat adalah produk fotosintesis yang banyak ditemukan pada tumbuhan yang melaksanakan sistem sintesis. Karbohidrat merupakan bagian paling penting dalam tumbuhan berkayu (Pallardy, 2007).
Nama karbohidrat sama dengan kelas molekul-molekul yang terdiri dari molekul gula halus atau kecil dilarutkan ke dalam “soft drinks” menjadi polisakarida, menjadi molekul - molekul pati atau amilum yang dikomsumsi manusia di dalam pasta dan kentang – kentang (Campbell, 2009).
Karbohidrat adalah senyawa karbon yang tersusun atas karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O). Kabohidrat mempunyai rumus umum: Cn(H2O)m.
Didalam karbohidrat terdapat gugus fungsional antara lain: gugus hidroksil (OH) dan sebuah gugus aldehida (keton). Berdasarkan hidrolisisnya, karbohidrat dibagi menjadi tiga jenis, diantaranya:

a)        Monosakarida
Monosakarida merupakan bahasa dari bahasa Yunani monos berarti “tunggal” dan sacchar berarti gula. Umumnya memiliki rumus molekul yang merupakan kelipatan CH2O (Campbell, 2002).
Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat terhidrolisis lagi menjadi satuan yang lebih kecil lagi. Monosakarida adalah senyawa tak berwarna dan kebanyakan mempunyai rasa manis dan berbentuk kristal (Sastrohamidjojo, 2005).
Berdasarkan gugus karbonilnya, monosakarida dibagi menjadi :
·           Aldosa : monosakarida yang mempunyai gugus fungsi aldehid (alkanal)
·           Ketosa : monosakarida yang mempunyai gugus fungsi keton (alkanon)
Monosakarida yang penting :
-            Glukosa           : terdapat pada buah
-            Fruktosa          : terdapat pada buah dan madu
-            Galaktosa : tidak ditemukan secara alami

b)        Disakarida
Oligosakarida atau disakarida merupakan senyawa berisi dua atau lebih gula sederhana yang dihubungkan oleh pembentukan asetal antara gugus aldehida atau gugus keton dengan gugus hidroksil. Bila dua gula digabungkan diperoleh disakarida, bila tiga diperoleh trisakarida dan seterusnya ikatan penggabungan bersama – sama gula ini disebut ikatan glikosida. Seperti halnya monosakarida, senyawa ini larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol, dan praktis tak larut dalam eter dan pelarut organik non-polar. Disakarida terhidrolisis menghasilkan dua molekul monosakarida, yang mungkin dapat sama atau berbeda (Sastrohamidjojo, 2005).
Disakarida yang penting :      
-         Maltosa            : terdapat pada biji-bijian
-         Sukrosa            : terdapat pada gula tebu, dan gula bit
-         Laktosa            : terdapat pada susu
c)        Polisakarida
 Polisakarida adalah makromolekul, polimer dengan beberapa ratus sampai beberapa ribu monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik. Beberapa di antara polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan, yang nantinya ketika diperlukan akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel. Polisakarida lain berfungsi sebagai materi pembangun (penyusun) untuk struktur yang melindungi sel atau keseluruhan organisme. Arsitektur dan fungsi suatu polisakarida ditentukan oleh monomer gulanya dan oleh posisi ikatan glikosidiknya (Campbell, 2002).
Polisakarida yang penting :
-         Amilum           : terdapat sebagai simpanan energi pada hewan
-         Selulosa           : terdapat sebagai simpanan energy pada tumbuhan
-          Glikogen         : terdapat pada serat tumbuhan

Adapun fungsi dari karbohidrat diantaranya (Almatsier, 2010):
  1. Sumber energi : fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyak didapat alam dan harganya relatif murah. Karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera;sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak.
  2. Pemberi rasa manis pada makanan : karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida. Sejak lahir manusia menyukai rasa manis. Alat kecapan pada ujung lidah merasakan rasa manis tersebut. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalah gula paling manis.
  3. Penghemat protein : bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun.
  4. Pengatur metabolisme lemak : karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat,aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat.
  5. Membantu pengeluaran feses : karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik usus,sedangkan hemiselulosa dan pektin mampu menyerap banyak air dalam usus besar sehingga memberi bentuk pada sisa makanan yang akan dikeluarkan.

Bila tidak ada karbohidrat, asam amino dan gliserol yang berasal dari lemak dapat diubah menjadi glukosa untuk keperluan energi otak dan sistem saraf pusat. Oleh sebab itu, tidak ada ketentuan tentang kebutuhan karbohidrat sehari untuk manusia. Untuk memelihara kesehatan, WHO (1990) menganjurkan agar 50-65% konsumsi energi total berasal dari karbohidrat kompleks dan paling banyak hanya 10% berasal dari gula sederhana (Almatsier, 2010).



BAB III
METODE PRAKTIKUM

1. Uji Mollisch
3.1  Alat dan Bahan
3.1.1        Alat
-       Tabung reaksi       - Rak tabung reaksi
-       Pipet tetes            - Pipet ukur
3.1.2        Bahan
-       Larutan Mollisch                                      - Aquades
-       Larutan glukosa 0,01dan 0.02 M             - Asam sulfat pekat
3.2  Prosedur Kerja
Text Box: Dimasukkan masing-masing 1 ml larutan glukosa 0,01 M; glukosa 0,02 M; dan air
 



2. Uji Fehling
3.3  Alat dan Bahan
3.3.1        Alat :
-          Tabung reaksi              - Rak tabung reaksi
-          Gelas ukur                   - Labu ukur
-          Corong kaca                - Cawan plastic
-          Timbangan analitik      - Penjepit
-          Pipet ukur                    - Bunsen
-          Pipet tetes                   - Tabung Erlenmeyer
3.3.2        Bahan :
1.    Larutan Fehling A : larutkan 35 gr CuSO4 7H2 dalam air hingga volume 500 ml
2.    Larutan Fehling B : larutkan 120 gr KOH dan 173 gr NaK-tartrat (gram Rochelle) dalam air hingga volume 500 ml
3.    Sirup                     5. Larutan gula
4.    Larutan pati          6. Larutan glukosa (1%, 10%, dan 20%)

3.4  Prosedur Kerja
 

 


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Pengamatan
1)      Uji Mollisch
No
Sampel
+ 2 Tetes Mollisch
+ 1 ml H2SO4
1
Glukosa 0,01 M
Biru
(++++)Ada cincin biru
2
Glukosa 0,02 M
Biru
(+++++) Tidak ada cincin
3
Aquades
Biru
(++) Ada cincin biru

v  Keterangan = (++) : Biru, (++++) : Biru Keunguan,(+++++) : Biru Kehitaman
v  Foto-foto :
Sampel
Foto
Sampel
Foto
1 ml Aquades,
Glukosa 0,01 M,
Glukosa 0,02 M

Description: 1 ml Aquades, Glukosa 0,01 M, Glukosa 0,02 M.jpg
1 ml Glukosa 0,02 M
+ Mollisch

Description: 1 ml Glukosa 0,02 M + Pelarut Mollisch.jpg
1 ml Aquades
Description: 1 ml Aquades.jpg
Aquades + H2SO4 1 ml+ Mollisch

Description: Aquades + H2SO4 1 ml + Mollisch.jpg
1 ml Glukosa 0,01 M
Description: 1 ml Glukosa 0,01 M.jpg
Glukosa 0,01 M + H2SO4 1 ml
+ Mollisch
Description: Glukosa 0,01 M + H2SO4 1 ml + Mollisch.jpg
1 ml Glukosa 0,02 M                                    1 ml

Description: 1 ml Glukosa 0,02 M.jpg
Glukosa 0,02 M + H2SO4 1 ml
+ Mollisch
Description: Glukosa 0,02 M + H2SO4 1 ml + Mollisch.jpg
1 ml Aquades + Mollisch
Description: 1 ml Aquades + Pelarut Mollisch.jpg
(Aquades, Glukosa 0,01M, Glukosa 0,02M)
+ Mollisch
Description: (Aquades, Glukosa 0,01M, Glukosa 0,02M) + Mollisch.jpg
Glukosa 0,01 M+ Mollisch
Description: 1 ml Glukosa 0,01 M + Pelarut Mollisch.jpg


2.      Uji Fehling
Sampel
+ 5 Tetes Larutan
Didihan
Keterangan
Fehling A + B
Sirup 10%
Coklat
Warna berubah, ada endapan coklat
Gula 10%
Biru
Tidak ada perubahan warna, dan tidak ada endapan
Pati 10%
Biru
Warna tetap, dan ada sedikit endapan coklat
Glukosa 10%
Coklat
Warna berubah, ada endapan coklat
Glukosa 20%
Coklat Tua
Warna berubah, ada endapan coklat
Glukosa 1%
Biru
Ada endapan coklat kemerahan











v  Foto – foto :
Sampel
Foto
Sampel
Foto
Fehling A 10 ml + B 10 ml
Description: Fehling A 10 ml + B 10 ml.jpg
Glukosa 1% dibakar
Description: Glukosa 1% dibakar.jpg
Glukosa 1% + Larutan Fehling
Description: Glukosa 1% + Larutan Fehling.jpg
Glukosa 1% setelah dibakar
Description: Glukosa 1% setelah dibakar.jpg
Glukosa 10% + Larutan Fehling
Description: Glukosa 10% + Larutan Fehling.jpg
Glukosa 10% dibakar
Glukosa 20% + Larutan Fehling
Description: 1 ml sirup + 9 ml aquades sblm dikocok.jpgDescription: Glukosa 20% + Larutan Fehling.jpg
Glukosa 10% setelah dibakar
Description: Glukosa 10% setelah dibakar.jpg
Sirup  + aquades

Glukosa 20% dibakar
Gula 1 gr + Aquades
Description: Gula 1 gr + Aquades.jpg
Glukosa 20% setelah dibakar
Pati 1 gr + Aquades
Description: Pati 1 gr + Aquades.jpg
Sirup dibakar
Sirup 1 ml + Aquades + Larutan Fehling
Description: Pati 1 gr + Aquades + Larutan Fehling.jpg
Sirup setelah dibakar
Gula 1 gr + Aquades + Larutan Fehling
Description: Gula 1 gr + Aquades + Larutan Fehling.jpg
Gula dibakar
Pati 1 gr + Aquades + Larutan Fehling
Description: Sirup 1 ml + Aquades + Larutan Fehling.jpg
Gula setelah dibakar
Pati dibakar
Pati setelah dibakar
4.2 Pembahasan
1)   Uji Mollisch
Berdasarkan percobaan ini diperoleh data bahwa tidak semua larutan uji ketika direaksikan dengan pereaksi Mollisch dapat membentuk kompleks cincin bewarna biru. Dengan bahan yang diujikan adalah aquades, larutan glukosa 0,01 M, dan glukosa 0,02 M. Aquades dan larutan glukosa 0,01 M menunjukkan adanya cincin bewarna biru. Ini membuktikan adanya suatu karbohidrat dalam larutan tersebut. Sedangkan pada larutan Glukosa 0,02 M tidak menunjukkan adanya cincin bewarna biru. Tetapi, seharusnya pada sampel aquades tidak mengandung karbohidrat. Hal ini disebabkan oleh human error.
Monosakarida dengan asam sulfat pekat terdehidrasi mejadi furfural atau turunannya. Furfural ini membentuk persenyawaan berwarna dengan a napthol atau persenyawaan aromatik lain. Uji mollisch berdasarkan sifat ini yaitu pembentukan kompleks violet dengan a nathol. Polisakarida tehidrolisis dalam asam sulfat pekat. maka uji molisch positif unutk hampir semua karbohidrat.
 Larutan uji yang telah dicampurkan dengan pereaksi Molisch, dialirkan dengan larutan H2SO4 pekat dengan cara memiringkan tabung reaksi. Hal ini dilakukan agar larutan H2SO4 tidak bercampur dengan larutan yang ada dalam tabung, sehingga pada akhir reaksi diperoleh suatu pembentukan cincin berwarna biru pada batas antara kedua lapisan larutan dalam tabung. Terbentuknya kompleks bewarna biru ini karena pengaruh hasil dehidrasi monosakarida (furfural) dengan α-naftol dari pereaksi Mollisch.
Tidak relevannya hasil yang diperoleh dari praktikum uji molisch dengan literatur yang ada, kemungkinan disebabkan kurang telitinya praktikan saat melakukan praktikum, tidak sterilnya alat yang digunakan praktikan, dan kurang bagusnya bahan yang digunakan saat praktikum. Kontrol uji molisch salam hal ini akuades 1 ml, saat diuji secara kualitatif kandungan karbohidratnya, menunjukkan positif mengandung karbohidrat dengan ditandai dengan ditemukannya cincin ungu pada larutan. Sementara itu, larutan glukosa 0,02 M menunjukkan negatif mengandung karbohidrat karena larutan tetap ungu.
2)   Uji Fehling
Uji fehling menggunakan pereaksi fehling yang terdiri dari campuran kupri sulfat, Na-K-tartrat dan natrium hidroksida dengan gula pereduksi dan dipanaskan akan terbentuk endapan yang berwarna merah kecoklatan (Slamet sudarmadji, 1986).
Uji fehling ini digunakan untuk mengetahui adanya kandungan gula pereduksi dalam karbohidrat. Gula pereduksi adalah karbohidrat yang dapat mereduksi senyawa pengoksidasi lemah seperti Cu dalam pereaksi fehling. Agar berfungsi sebagai gula pereduksi, karbohidrat harus mempunyai fungsi aldehid atau gugus fungsi hemi asetal yang dapat membuka menjadi aldehid.
Dalam pembahasan ini larutan sample yang diuji adalah larutan gula, pati, glukosa (1%, 10%, 20%), dan sirup. Apabila larutan sample ditambah pereaksi fehling (A+B) dan kemudian dipanaskan menunjukkan terbentuknya endapan merah kecoklatan maka larutan sample tersebut mengandung gula pereduksi karena mengandung gugus fungsi aldehid yang dapat mereduksi pereaksi fehling. Dari 6 larutan sample, 4 diantaranya yang menunjukkan adanya endapan coklat adalah larutan sirup, pati, glukosa 10%, dan glukosa 20%. Larutan glukosa 1% adalah larutan dengan kandungan gula pereduksi tertinggi karena larutan tersebut menunjukkan adanya endapan coklat kemerahan.
Description: 935926_3102213412487_2074918724_n.jpg
(Hasil Akhir Uji Fehling Keenam Larutan)

BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
·         Suatu zat atau larutan yang mengandung karbohidrat dapat ditunjukkan dengan adanya cincin furfural berwarna ungu bila ditambahkan dengan pereaksi molisch yang biasa disebut dengan uji mollisch.
·         Suatu zat atau larutan yang mengandung gula pereduksi dapat ditunjukkan dengan adanya endapan berwarna merah kecoklatan bila ditambahkan dengan pereaksi fehling yang biasa disebut dengan uji fehling.
1.      Larutan glukosa 1%, glukosa 10%, glukosa 20%, dan sirup menunjukkan adanya kandungan gula pereduksi.

5.2  SARAN
Dalam praktikum sebaiknya praktikan lebih fokus dan teliti dalam mengamati apa saja perubahan yang terjadi dan apabila memberi keterangan pada data pengamatan sebaiknya yang lengkap. Praktikan juga harus mematuhi prosedur kerja, mengantisipasi agar tidak terjadi kesalahan dalam praktikum. Disiplin dan hati-hati dibutuhkan karena bekerja dengan zat-zat yang berbahaya (asam sulfat pekat).
DAFTAR PUSTAKA


Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Campbell, Neil. A. dkk. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Campbell, Neil. A. et.al. 2009. Biology Concepts & Connections. San Francisco:    Pearson Benjamin Cummings.
Fessenden, Ralph J dan Joan S. Fessenden. 1989. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Hart, Harold. 2003. Kimia Organik; Suatu Kuliah Singkat Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga.
Pallardy, Stephen G. 2007. Physiology of Woody Plants. United States of America:           Academic Press.
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2005. Kimia Organik Stereokimia, Karbohidrat, Lemak,
dan Protein. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sirajuddin, S dan Najamuddin, U. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar: 
            Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Sudarmadji, Slamet, Bambang Haryono, Suhardi. 1986. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Pusat Antar Universitas Ilmu Pangan dan Gizi: Yogyakarta.






0 komentar:

Post a Comment