LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR II
(UJI KUALITATIF UNTUK KARBOHIDRAT)
Oleh:
AGUNG
WIDODO
A1M012080
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
PURWOKERTO
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karbohidrat
merupakan bahan bakar, fungsi materi pembangun, sumber energi utama yang
diperlukan oleh tubuh manusia. Manusia yang aktif memerlukan banyak
karbohidrat, namun kelebihan karbohidrat akan disimpan sebagai glikogen dan
asam lemak. Istilah karbohidrat meliputi gula dan polimernya. Karbohidrat yang
paling sederhana adalah monosakarida, gula tunggal yang juga dikenal sebagai
gula sederhana. Disakarida adalah gula ganda, yang terdiri atas dua
monosakarida yang dihubungkan melalui kondensasi. Karbohidrat yang merupakan
makromolekul adalah polisakarida, polimer yang terdiri dari banyak gula.
Karbohidrat adalah hasil alam yang melakukan banyak fungsi penting
dalam tanaman maupun hewan. Melalui fotosintesis, tanaman mengubah
karbondioksida menjadi karbohidrat, yaitu dalam bentuk selulosa, pati, dan
gula-gula lain. Selulosa ialah blok pembangun pada dinding sel yang kaku dan
jaringan kayu dalam tumbuhan, sedangkan pati ialah bentuk cadangan utama dari
karbohidrat untuk nantinya digunakan sebagai makanan atau sumber energi.
Beberapa tumbuhan (tebu dan bit gula) menghasilkan sukrosa, yaitu gula pasir.
Gula lain, yakni glukosa merupakan komponen penting dalam darah. Dua gula
lainnya, ribose dan 2-deoksiribosa, ialah komponen material genetik RNA dan
DNA. Karbohidrat lain penting sebagai komponen koenzim, antibiotik, tulang
rawan, cangkang krustasea, dinding sel bakteri, dan membran sel mamalia.
Karbohidrat
merupakan salah satu senyawa organik biomakromolekul alam
yang banyak ditemukan dalam makhluk hidup terutama tanaman. Pada
tanaman yang berklorofil,karbohidrat dibentuk melalui reaksi
antara karbondioksida dan molekul air dengan bantuan sinar matahari, disebut
fotosientesis (Tim Dosen, 2010).
nCO2+
nH2O
(CH2O)n + nO2
Karbohidrat
memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi
umat manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Karbohidrat yang dihasilkan
adalah karbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O2)
yang lepas di udara (Almatsier, 2010).
Karbohidrat
merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan dan tumbuhan di
samping lemak dan protein. Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan
makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Karbohidrat yang dihasilkan oleh
tumbuhan merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam akar, batang, dan biji
sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk dari
beberapa asam amino, gliserol lemak, dan sebagian besar diperoleh dari makanan
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011).
1.2 Tujuan
·
Uji Mollisch
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat menguji kualitatif
karbohidrat dalam beberapa larutan menggunakan larutan Mollisch.
·
Uji Fehling
Tujuan dari
praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat megetahui adanya gula reduksi dalam
beberapa larutan menggunakan larutan Fehling.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Tiga
bahan makanan pokok yang digunakan oleh manusia dan binatang adalah lemak,
protein, dan karbohidrat. Karbohidrat adalah senyawa yang mengandung unsur-unsur
: C, H, dan O, terutama terdapat di dalam tumbuh – tumbuhan yaitu kira - kira
75%, di samping itu bagian yang padatpun dari tanaman – tanaman tersusun dari
zat ini.
Dinamakan
karbohidrat karena senyawa – senyawa ini sebagai hidrat dari karbon, dalam
senyawa tersebut perbandingan antara H dan O sering 2 berbanding 1 seperti air.
Jadi, C6H12O6 dapat ditulis C6(H2O)6,
C12H22O11, sebagai C12(H2O)11 dan seterusnya, dan
perumusan empiris ditulis sebagai CnH2nOn atau Cn(H2O)n.
Karbohidrat
merupakan zat yang mempunyai sifat aktif optik, sedangkan gliseraldehid (HOCH2-CHOH-CHO)
adalah merupakan induk karbohidrat (Sastrohamidjojo, 2005).
Karbohidrat merupakan sesuatu yang istimewa atau spesial
karena karbohidrat adalah produk fotosintesis yang banyak ditemukan pada
tumbuhan yang melaksanakan sistem sintesis. Karbohidrat merupakan bagian paling
penting dalam tumbuhan berkayu (Pallardy, 2007).
Nama karbohidrat sama dengan kelas molekul-molekul yang
terdiri dari molekul gula halus atau kecil dilarutkan ke dalam “soft drinks”
menjadi polisakarida, menjadi molekul - molekul pati atau amilum yang
dikomsumsi manusia di dalam pasta dan kentang – kentang (Campbell, 2009).
Karbohidrat
adalah senyawa karbon yang tersusun atas karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen
(O). Kabohidrat mempunyai rumus umum: Cn(H2O)m.
Didalam karbohidrat terdapat gugus fungsional antara
lain: gugus hidroksil (OH) dan sebuah gugus aldehida (keton). Berdasarkan hidrolisisnya, karbohidrat dibagi
menjadi tiga jenis, diantaranya:
a)
Monosakarida
Monosakarida merupakan
bahasa dari bahasa Yunani monos berarti “tunggal” dan sacchar berarti gula. Umumnya memiliki rumus
molekul yang merupakan kelipatan CH2O
(Campbell, 2002).
Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak
dapat terhidrolisis lagi menjadi satuan yang lebih kecil lagi. Monosakarida adalah
senyawa tak berwarna dan kebanyakan mempunyai rasa manis dan berbentuk kristal (Sastrohamidjojo,
2005).
Berdasarkan gugus karbonilnya, monosakarida dibagi menjadi :
·
Aldosa
: monosakarida yang mempunyai gugus fungsi aldehid (alkanal)
·
Ketosa
: monosakarida yang mempunyai gugus fungsi keton (alkanon)
Monosakarida
yang penting :
-
Glukosa
: terdapat pada buah
-
Fruktosa
: terdapat pada buah dan madu
-
Galaktosa
: tidak ditemukan secara alami
b)
Disakarida
Oligosakarida
atau disakarida merupakan senyawa berisi dua atau lebih gula sederhana yang
dihubungkan oleh pembentukan asetal antara gugus aldehida atau gugus keton
dengan gugus hidroksil. Bila dua gula digabungkan diperoleh disakarida, bila
tiga diperoleh trisakarida dan seterusnya ikatan penggabungan bersama – sama
gula ini disebut ikatan glikosida. Seperti halnya monosakarida, senyawa ini larut
dalam air, sedikit larut dalam alkohol, dan praktis tak larut dalam eter dan
pelarut organik non-polar. Disakarida terhidrolisis menghasilkan dua molekul
monosakarida, yang mungkin dapat sama atau berbeda (Sastrohamidjojo, 2005).
Disakarida yang
penting :
-
Maltosa
: terdapat pada biji-bijian
-
Sukrosa
: terdapat pada gula tebu, dan
gula bit
-
Laktosa :
terdapat pada susu
c)
Polisakarida
Polisakarida
adalah makromolekul, polimer dengan beberapa ratus sampai beberapa ribu
monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik. Beberapa di antara polisakarida berfungsi
sebagai materi simpanan atau cadangan, yang nantinya ketika diperlukan akan
dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel. Polisakarida lain berfungsi sebagai materi
pembangun (penyusun) untuk struktur yang melindungi sel atau keseluruhan
organisme. Arsitektur dan fungsi suatu polisakarida ditentukan oleh monomer
gulanya dan oleh posisi ikatan glikosidiknya (Campbell, 2002).
Polisakarida yang penting :
-
Amilum :
terdapat sebagai simpanan energi pada hewan
-
Selulosa :
terdapat sebagai simpanan energy pada tumbuhan
-
Glikogen : terdapat pada serat tumbuhan
Adapun fungsi dari karbohidrat
diantaranya (Almatsier, 2010):
- Sumber energi : fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh.
Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia,
karena banyak didapat alam dan harganya relatif murah. Karbohidrat di
dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan
energi segera;sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan
otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai
cadangan energi di dalam jaringan lemak.
- Pemberi rasa manis pada
makanan : karbohidrat memberi rasa
manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida. Sejak lahir manusia
menyukai rasa manis. Alat kecapan pada ujung lidah merasakan rasa manis
tersebut. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalah gula
paling manis.
- Penghemat protein : bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi
utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan
mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun.
- Pengatur metabolisme lemak : karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna,
sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat,aseton,
dan asam beta-hidroksi-butirat.
- Membantu pengeluaran feses :
karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara peristaltik usus dan
memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur
peristaltik usus,sedangkan hemiselulosa dan pektin mampu menyerap banyak
air dalam usus besar sehingga memberi bentuk pada sisa makanan yang akan
dikeluarkan.
Bila tidak ada
karbohidrat, asam amino dan gliserol yang berasal dari lemak dapat diubah
menjadi glukosa untuk keperluan energi otak dan sistem saraf pusat. Oleh sebab
itu, tidak ada ketentuan tentang kebutuhan karbohidrat sehari untuk manusia.
Untuk memelihara kesehatan, WHO (1990) menganjurkan agar 50-65% konsumsi energi
total berasal dari karbohidrat kompleks dan paling banyak hanya 10% berasal
dari gula sederhana (Almatsier, 2010).
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
1. Uji Mollisch
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1
Alat
-
Tabung reaksi - Rak tabung
reaksi
-
Pipet tetes - Pipet
ukur
3.1.2
Bahan
-
Larutan Mollisch -
Aquades
-
Larutan glukosa 0,01dan 0.02 M -
Asam sulfat pekat
3.2 Prosedur
Kerja
2. Uji Fehling
3.3 Alat
dan Bahan
3.3.1
Alat :
-
Tabung
reaksi - Rak tabung reaksi
-
Gelas
ukur - Labu ukur
-
Corong
kaca - Cawan plastic
-
Timbangan
analitik - Penjepit
-
Pipet
ukur - Bunsen
-
Pipet
tetes - Tabung
Erlenmeyer
3.3.2
Bahan :
1. Larutan Fehling A : larutkan 35 gr
CuSO4 7H2 dalam air hingga volume 500 ml
2. Larutan Fehling B : larutkan 120 gr
KOH dan 173 gr NaK-tartrat (gram Rochelle) dalam air hingga volume 500 ml
3. Sirup 5. Larutan gula
4. Larutan pati 6. Larutan glukosa (1%, 10%, dan 20%)
3.4 Prosedur
Kerja
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengamatan
1)
Uji Mollisch
No
|
Sampel
|
+ 2 Tetes Mollisch
|
+ 1 ml H2SO4
|
1
|
Glukosa
0,01 M
|
Biru
|
(++++)Ada
cincin biru
|
2
|
Glukosa
0,02 M
|
Biru
|
(+++++)
Tidak ada cincin
|
3
|
Aquades
|
Biru
|
(++)
Ada cincin biru
|
v Keterangan = (++) : Biru, (++++) :
Biru Keunguan,(+++++) : Biru Kehitaman
v Foto-foto :
Sampel
|
Foto
|
Sampel
|
Foto
|
1
ml Aquades,
Glukosa 0,01 M,
Glukosa 0,02 M
|
|
1
ml Glukosa 0,02 M
+
Mollisch
|
|
1 ml Aquades
|
|
Aquades
+ H2SO4 1 ml+ Mollisch
|
|
1 ml Glukosa 0,01 M
|
|
Glukosa 0,01 M + H2SO4 1 ml
+ Mollisch
|
|
1
ml Glukosa 0,02 M 1 ml
|
|
Glukosa 0,02 M + H2SO4 1 ml
+ Mollisch
|
|
1 ml Aquades + Mollisch
|
|
(Aquades,
Glukosa 0,01M, Glukosa 0,02M)
+ Mollisch
|
|
Glukosa 0,01 M+ Mollisch
|
|
|
|
2. Uji
Fehling
Sampel
|
+
5 Tetes Larutan
|
Didihan
|
Keterangan
|
Fehling A + B
|
Sirup 10%
|
Coklat
|
Warna berubah, ada endapan coklat
|
Gula 10%
|
Biru
|
Tidak ada perubahan warna, dan
tidak ada endapan
|
|
Pati 10%
|
Biru
|
Warna tetap, dan ada sedikit
endapan coklat
|
|
Glukosa 10%
|
Coklat
|
Warna berubah, ada endapan coklat
|
|
Glukosa 20%
|
Coklat Tua
|
Warna berubah, ada endapan coklat
|
|
Glukosa 1%
|
Biru
|
Ada endapan coklat kemerahan
|
v Foto – foto :
Sampel
|
Foto
|
Sampel
|
Foto
|
Fehling
A 10 ml + B 10 ml
|
|
Glukosa
1% dibakar
|
|
Glukosa
1% + Larutan Fehling
|
|
Glukosa
1% setelah dibakar
|
|
Glukosa
10% + Larutan Fehling
|
|
Glukosa
10% dibakar
|
|
Glukosa
20% + Larutan Fehling
|
|
Glukosa
10% setelah dibakar
|
|
Sirup + aquades
|
|
Glukosa
20% dibakar
|
|
Gula
1 gr + Aquades
|
|
Glukosa
20% setelah dibakar
|
|
Pati
1 gr + Aquades
|
|
Sirup
dibakar
|
|
Sirup
1 ml + Aquades + Larutan Fehling
|
|
Sirup
setelah dibakar
|
|
Gula
1 gr + Aquades + Larutan Fehling
|
|
Gula
dibakar
|
|
Pati
1 gr + Aquades + Larutan Fehling
|
|
Gula
setelah dibakar
|
|
Pati
dibakar
|
|
Pati
setelah dibakar
|
|
4.2 Pembahasan
1) Uji Mollisch
Berdasarkan percobaan ini diperoleh
data bahwa tidak semua larutan uji ketika direaksikan dengan pereaksi Mollisch dapat
membentuk kompleks cincin bewarna biru. Dengan bahan yang diujikan adalah aquades,
larutan glukosa 0,01 M, dan glukosa 0,02 M. Aquades dan larutan glukosa 0,01 M
menunjukkan adanya cincin bewarna biru. Ini membuktikan adanya suatu
karbohidrat dalam larutan tersebut. Sedangkan pada larutan Glukosa 0,02 M tidak
menunjukkan adanya cincin bewarna biru. Tetapi, seharusnya pada sampel aquades tidak mengandung
karbohidrat. Hal ini disebabkan oleh human error.
Monosakarida dengan
asam sulfat pekat terdehidrasi mejadi furfural atau turunannya. Furfural ini
membentuk persenyawaan berwarna dengan a napthol atau
persenyawaan aromatik lain. Uji mollisch berdasarkan sifat ini yaitu
pembentukan kompleks violet dengan a nathol.
Polisakarida tehidrolisis dalam asam sulfat pekat. maka uji molisch positif
unutk hampir semua karbohidrat.
Larutan uji yang telah dicampurkan dengan
pereaksi Molisch, dialirkan dengan larutan H2SO4 pekat
dengan cara memiringkan tabung reaksi. Hal ini dilakukan agar larutan H2SO4
tidak bercampur dengan larutan yang ada dalam tabung, sehingga pada akhir
reaksi diperoleh suatu pembentukan cincin berwarna biru pada batas antara kedua
lapisan larutan dalam tabung. Terbentuknya kompleks bewarna biru ini karena
pengaruh hasil dehidrasi monosakarida (furfural) dengan α-naftol dari pereaksi
Mollisch.
Tidak relevannya hasil
yang diperoleh dari praktikum uji molisch dengan literatur yang ada,
kemungkinan disebabkan kurang telitinya praktikan saat melakukan praktikum,
tidak sterilnya alat yang digunakan praktikan, dan kurang bagusnya bahan yang
digunakan saat praktikum. Kontrol uji molisch salam hal ini akuades 1 ml, saat
diuji secara kualitatif kandungan karbohidratnya, menunjukkan positif
mengandung karbohidrat dengan ditandai dengan ditemukannya cincin ungu pada
larutan. Sementara itu, larutan glukosa 0,02 M menunjukkan negatif mengandung
karbohidrat karena larutan tetap ungu.
2) Uji Fehling
Uji fehling menggunakan
pereaksi fehling yang terdiri dari campuran kupri sulfat, Na-K-tartrat dan natrium
hidroksida dengan gula pereduksi dan dipanaskan akan terbentuk endapan yang
berwarna merah kecoklatan (Slamet sudarmadji,
1986).
Uji fehling ini
digunakan untuk mengetahui adanya kandungan gula pereduksi dalam karbohidrat.
Gula pereduksi adalah karbohidrat yang dapat mereduksi senyawa pengoksidasi
lemah seperti Cu dalam pereaksi fehling. Agar berfungsi sebagai gula pereduksi,
karbohidrat harus mempunyai fungsi aldehid atau gugus fungsi hemi asetal yang
dapat membuka menjadi aldehid.
Dalam pembahasan ini
larutan sample yang diuji adalah larutan gula, pati, glukosa (1%, 10%, 20%),
dan sirup. Apabila larutan sample ditambah pereaksi fehling (A+B) dan kemudian
dipanaskan menunjukkan terbentuknya endapan merah kecoklatan maka larutan
sample tersebut mengandung gula pereduksi karena mengandung gugus fungsi
aldehid yang dapat mereduksi pereaksi fehling. Dari 6 larutan sample, 4
diantaranya yang menunjukkan adanya endapan coklat adalah larutan sirup, pati, glukosa
10%, dan glukosa 20%. Larutan glukosa 1% adalah larutan dengan kandungan gula
pereduksi tertinggi karena larutan tersebut menunjukkan adanya endapan coklat
kemerahan.
(Hasil Akhir Uji Fehling Keenam Larutan)
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
·
Suatu zat atau
larutan yang mengandung karbohidrat dapat ditunjukkan dengan adanya cincin
furfural berwarna ungu bila ditambahkan dengan pereaksi molisch yang biasa
disebut dengan uji mollisch.
·
Suatu zat atau
larutan yang mengandung gula pereduksi dapat ditunjukkan dengan adanya endapan
berwarna merah kecoklatan bila ditambahkan dengan pereaksi fehling yang biasa
disebut dengan uji fehling.
1. Larutan glukosa 1%, glukosa 10%, glukosa 20%, dan
sirup menunjukkan adanya kandungan gula pereduksi.
5.2
SARAN
Dalam praktikum sebaiknya praktikan lebih fokus dan
teliti dalam mengamati apa saja perubahan yang terjadi dan apabila memberi
keterangan pada data pengamatan sebaiknya yang lengkap. Praktikan juga harus mematuhi
prosedur kerja, mengantisipasi agar tidak terjadi kesalahan dalam praktikum.
Disiplin dan hati-hati dibutuhkan karena bekerja dengan zat-zat yang berbahaya
(asam sulfat pekat).
DAFTAR
PUSTAKA
Almatsier. S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Campbell,
Neil. A. dkk. 2002. Biologi. Jakarta:
Erlangga.
Campbell,
Neil. A. et.al. 2009. Biology Concepts
& Connections. San Francisco: Pearson
Benjamin Cummings.
Fessenden, Ralph J dan Joan S. Fessenden.
1989. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Hart, Harold. 2003. Kimia
Organik; Suatu Kuliah Singkat Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga.
Pallardy,
Stephen G. 2007. Physiology of Woody
Plants. United States of America: Academic
Press.
Sastrohamidjojo,
Hardjono. 2005. Kimia Organik Stereokimia, Karbohidrat, Lemak,
dan Protein. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Sirajuddin, S dan Najamuddin, U. 2011. Penuntun
Praktikum Biokimia. Makassar:
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin.
Sudarmadji,
Slamet, Bambang Haryono, Suhardi. 1986. Analisa
Bahan Makanan dan
Pertanian.
Pusat Antar Universitas Ilmu Pangan dan Gizi: Yogyakarta.
0 komentar:
Post a Comment