LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR II
(UJI KUALITATIF LAPID)
Oleh:
AGUNG
WIDODO
A1M012080
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
PURWOKERTO
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lipid
(Yunani, lipos =
lemak) merupakan senyawa organik yang terdapat di
alam, berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik non-polar seperti suatu hidrokarbon yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan seperti kloroform,
benzol atau eter. Karena
struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon(-CH2-CH2-CH2-)maka lemak
mempunyai sifat hydrophob.
Lemak dapat digunakan sebagai sumber
energi, komponen sturktural penyusun membran, dan sebagai pelindung vitamin
atau hormon. Lemak tidak larut dalam air dibedakan menjadi trigliserida,
fosfolipid, steroid, dan lipoprotein. Trigliserida sering disebut lemak atau
minyak. Trigliserida adalah suatu ester gliserol. Trigliserida terbentuk dari
3 asam lemak dan gliserol.
Berdasarkan
asalnya, lemak dibedakan menjadi lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati
biasa disebut minyak, sedangkan lemak hewani biasa disebut lemak. Lemak
berwujud padat dan minyak berwujud cair pada suhu kamar.
Lemak
tersusun oleh asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan
rangkap, sementara minyak tersusun atas asam lemak tidak jenuh. Asam lemak
jenuh lebih berbahaya daripada asam lemak tidak jenuh, karena berpotensi
mengakibatkan jantung coroner atau hipertensi.
1.2 Tujuan
Dalam
praktikum uji kualitatif lipid ini, mahasiswa dapat mengetahui dan melakukan
uji kelarutan dari suatu bahan yang termasuk dalam golongan lipid.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Lemak (lipid) adalah sumber energi penting pada
tubuh. Istilah lemak berasal dari bahasa Yunani, yaitu lipos. Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang
meliputi sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam
pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air.
Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik
yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik nonpolar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. (Fessenden, 1982)
Berdasarkan asalnya, lemak dibedakan
menjadi lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati biasa disebut minyak,
sedangkan lemak hewani biasa disebut lemak. Lemak berwujud padat dan minyak
berwujud cair pada suhu kamar. Lemak berwujud padat disebabkan sebagian besar
terdiri atas asam lemak jenuh seperti asam stearat dan asam palmitat. Sedangkan
lemak cair, mengandung asam lemak tidak jenuh, contohnya asam oleat, asam
linoleat, dan asam linolenat.
Berbagai bahan pangan seperti
daging, ikan, telur, susu, avokad, kacang tanah, dan berbagai sayuran
mnegandung lemak yang biasa ikut termakan bersama dengan makanan. Lemak seperti
itu biasa disebut lemak tersembunyi (invisible fat).
Lemak memiliki sifat yang spesifik,
yaitu memiliki gugus hidrokarbon hidrofob yang sangat banyak dan memiliki gugus
hidrokarbon hidrofil sangat sedikit. Hai itu menunjukkan bahwa lemak tidak larut
dalam air, tetap larut dalam pelarut non-polar.
Semua lemak, baik hewan maupun
nabati, mengadung asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh dengan komposisi
beraneka ragam. Lemak hewani mengandung asam lemak jenuh lebih banyak daripada
lemak nabati.
Hampir semua asam lemak yang
terdapat dalam alam mempunyai jumlah atom karbon yang genap karena asam ini
dibiosintesis dari gugus asetil berkarbon-dua dalam asetil-koenzim-A. Rantai
hidrokaarbon dalam suatu asam lemak dapat bersifat jenuh atau dapat pula mengandung
ikatan ragkap. Asam lemak yang tersebar paling merata dalam alam, yaitu asam
oleat yang mengandung satu ikatan rangkap. Asam-asam lemak dengan lebih dari
satu ikatan rangkap adalah tidak lazim, terutama dalam minyak nabati,
minyak-minyak ini disebut poliunsaturat.
Lipid secara umum dapat
dibagi ke dalam 2 kelas besar, yaitu lipid sederhana dan lipid kompleks. Yang
termasuk lipid sederhana antara lain adalah: 1) tringliserida dari lemak atau
minyak seperti ester asam lemak dan gliserol, contohnya adalah lemak babi, minyak
jagung, minyak biji kapas,dan butter, 2) lilin yang spermaceti, dan caumuba wax dan 3) sterol yang
di dapat dari hidrogenasi parsial atau menyeluruh fenantrena, contohnya adalah
kolesterol dan ergosterol (Scy Tech Encyclopedia 2008)
Lemak dan minyak
ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai mentega dan lemak hewan.
Minyak umumnya berasal dari tumbuhan, contohnya minyak jagung, minyak zaitun,
minyak kacang, dan lain-lain. Walaupun lemak berbentuk padat dan minyak adalah
cairan, keduanya mempunyai struktur dasar yang sama. Lemak dan minyak adalah
triester dari gliserol, yang dinamakan trigliserida. (Hart, 1987)
Di
samping itu berdasarkan sifat kimianya yang penting, lipid dapat dibagi dalam
dua golongan besar, yaitu lipid
yang dapat disabunkan, yakni yang dapat dihidrolisis dengan basa,
contohnya lemak, dan lipid
yang tidak dapat disabunkan, contohnya steroid. Lipid dibagi dalam
beberapa golongan berdasarkan kemiripan struktur kimianya, yaitu: asam lemak,
lemak, lilin, fosfolipid, sfingolipid, terpen, steroid, lipid kompleks.
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat :
1. 15
Tabung reaksi 4.
1 Spatula
2. 3
Pipet ukur 5.
1 Gelas ukur
3. 2
Pipet tetes
3.1.2 Bahan :
1. Asam
oleat 5. Margarin
2. Minyak
kelapa 6.
Air
3. Minyak
sawit 7. Alkohol
4. Mentega
putih/shortening 8. Aseton
A.
Cara Kerja
Dimasukkan pelarut sebanyak 2 ml kedalam
tabung reaksi yang bersih
Menambahkan 3-5 tetes bahan percobaan (asam oleat,
minyak kelapa, margarine)
ke dalam tabung reaksi.
Diamati hasilnya
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No
|
Pelarut
|
Asam Lemak
|
Hasil
|
Foto
|
|
1
|
Air
|
Asam oleat
|
Tidak terlarut (larutan diatas berwarna kuning dan
yang dibawah putih bening)
|
Asam
olet+air
|
|
Minyak kelapa
|
Tidak terlarut (larutan diatas berwarna putih
keruh dan dibawah putih bening)
|
Minyak kelapa+air
|
|||
Mentega putih
|
Tidak terlarut (terdapat endapan putih menggumpal)
|
Mentega putih+air
|
|||
Margarin
|
Tidak terlarut (terdapan endapan berwarna kuning )
|
Margarin+air
|
|||
Minyak sawit
|
Tidak terlarut (terdapat endapan berwarna kuning
pucat)
|
Minyak sawit+air
|
|||
Asam oleat
|
Tidak terlarut (tedapat endapan berwarna kuning
pucat)
|
Asam oleat+alkohol
|
|||
2
|
Alkohol
|
Minyak kelapa
|
Tidak terlarut (tedapat endapan berwarna putih)
|
Minyak kelapa+alcohol
|
|
Mentega putih
|
Tidak terlarut (terdapan endapan berwarna putih
menggumpal)
|
Mentega putih+alcohol
|
|||
Margarin
|
Tidak terlarut (terdapan endapan berwarna kuning )
|
Margarin+alcohol
|
|||
Minyak sawit
|
Tidak terlarut (terdapan endapan berwarna kuning
pucat)
|
Minyak sawit+alkohol
|
|||
3
|
Aseton
|
Asam oleat
|
Terlarut (tidak ada endapan dan berwarna kuning
bening)
|
Asam oleat+aseton
|
|
Minyak kelapa
|
Terlarut (tidak ada endapan dan berwarna kuning)
|
Minyak kelapa+aseton
|
|||
Mentega putih
|
Tidak terlarut (terdapan endapan berwarna putih)
|
Mentega putih+aseton
|
|||
Margarin
|
Tidak terlarut (terdapat endapan berwarna kuning
menggumpal)
|
Margarin+aseton
|
|||
Minyak sawit
|
Terlarut (terdapat sedikit endapan berwarna bening
kental)
|
Minyak sawit+aseton
|
3.2
Pembahasan
Praktikum kimia kali ini yaitu mengenai uji
kualitatif lipid, yang bertujuan untuk menguji kelarutan berbagai bahan yang
mengandung lipid pada beberapa jenis pelarut. Lipid merupakan senyawa organik atau
biomolekul yang tidak larut dalam air. Lipid berfungsi untuk penyimpanan
energi, transportasi metabolisme sumber energi, struktur dasar atau komponen
utama membran semua jenis sel serta
pembentukan sel dan sumber asam lemak esensial.
Dalam
praktikum ini, praktikan menggunakan lima macam lemak dan tiga pelarut. Lima
macam asam lemak tersebut yaitu asam oleat, minyak kelapa, minyak sawit,
mentega putih dan margarine. Sedangkan pelarutnya yaitu air, alkohol, dan
aseton. Sebenarnya kelarutan lipid dan asam lemak dapat ditentukan atau dilihat
dengan pengamatan secara langsung terhadap bahan pelarut yang dipergunakan.
Hasil
yang didapatkan setelah menguji kelima asam lemak tersebut, pada saat menguji
dengan menggunakan pelarut jenis air didapatkan bahwa kelima asam lemak tidak
dapat larut dalam air. Begitu juga dengan menggunakan pelarut alkohol.
Didapatkan hasil yang sama seperti menggunakan pelarut air, yaitu tidak larut
dalam air. Pada saat menggunakan pelarut aseton, terdapat perbedaan dari
percobaan sebelumnya yang menggunakan pelarut air dan alkohol. Pada pelarut
aseton, asam oleat, minyak sawit dan minyak kelapa larut dalam air, sedangkan
mentega putih dan margarin tidak larut.
Alasan
mengapa asam oleat, minyak sawit dan minyak kelapa dapat larut dalam aseton
karena aseton merupakan jenis pelarut nonpolar. Sehingga pelarut tersebut dapat
dengan mudah melarutkan kedua bahan yang di uji cobakan.
Lain
halnya dengan air, air merupakan jenis pelarut polar karena tidak dapat
melarutkan lemak atau lipid. Sedangkan untuk alkohol terdapat beberapa pendapat yang mengemukakan
bahwa alkohol merupakan pelarut polar. Ada kemungkinan mengapa praktikum yang
dilakukan tidak tepat. Mungkin karena terdapat kesalahan ketika praktikum dilaksanakan
seperti kesalahan pada proses menggojog, proses meneteskan bahan yang diujikan
maupun kurang telitinya praktikan.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan ini
didapatkan bahwa asam lemak yang larut dalam ait yaitu hanya asam oleat, minyak
sawit dan minyak kelapa saja yaitu ketika menggunakan pelarut jenis aseton.
Sementara untuk lainnya tidak dapat larut. Oleh karena itu, lipid merupakan
senyawa yang tidak dapat larut dalam pelarut polar seperti air ataupun alkohol.
Jadi lipid hanya dapat larut dalam pelarut yang non polar (pelarut organik)
seperti aseton yang telah diujikan sebelumnya. Namun, pada aseton juga terdapat
asam lemak atau minyak yang tidak dapat larut dalam air, seperti pada mentega
putih dan margarin.
5.2 Saran
Dalam melakukan
praktikum uji kualitatif lipid harus dilakukan lebih teliti, lebih hati-hati
dalam meneteskan bahan, dan lebih kuat dalam menggojog agar hasilnya tepat. Dan
alat-alat praktikum di cuci dengan bersih agar tidak mempengaruhi hasil.
DAFTAR
PUSTAKA
Buckle, K.A.dkk. Ilmu Pangan. Jakarta : UI-Press
Fessenden, RJ dan Joan F. 1986. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Hart, Harold. 1987. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Susilowati, Endang. 2009. Theory and Application Of
Chemistry. Solo: tiga serangkai
Waldjinah.dkk. 2012. Detik-Detik
Ujian Nasional Kimia. Klaten : Intan Pariwara
0 komentar:
Post a Comment