Recent Posts

SELAMAT DATANG DI BLOG AGUNG WIDODO SI PUTRA AMBON

Monday, November 4, 2013

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR II
(UJI KUALITATIF LAPID)






Oleh:
AGUNG WIDODO
A1M012080




KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2013
BAB I
 PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Lipid (Yunani, lipos = lemak)  merupakan senyawa organik yang terdapat di alam, berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti suatu hidrokarbon yang dapat diekstrak  dari sel dan jaringan seperti kloroform, benzol atau eter. Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon(-CH2-CH2-CH2-)maka lemak mempunyai sifat hydrophob.
            Lemak dapat digunakan sebagai sumber energi, komponen sturktural penyusun membran, dan sebagai pelindung vitamin atau hormon. Lemak tidak larut dalam air dibedakan menjadi trigliserida, fosfolipid, steroid, dan lipoprotein. Trigliserida sering disebut lemak atau minyak. Trigliserida adalah suatu ester gliserol. Trigliserida terbentuk dari 3 asam lemak dan gliserol.
Berdasarkan asalnya, lemak dibedakan menjadi lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati biasa disebut minyak, sedangkan lemak hewani biasa disebut lemak. Lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair pada suhu kamar.
Lemak tersusun oleh asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap, sementara minyak tersusun atas asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh lebih berbahaya daripada asam lemak tidak jenuh, karena berpotensi mengakibatkan jantung coroner atau hipertensi.
1.2  Tujuan
            Dalam praktikum uji kualitatif lipid ini, mahasiswa dapat mengetahui dan melakukan uji kelarutan dari suatu bahan yang termasuk dalam golongan lipid.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Lemak (lipid) adalah sumber energi penting pada tubuh. Istilah lemak berasal dari bahasa Yunani, yaitu lipos. Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air.

Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. (Fessenden, 1982)

            Berdasarkan asalnya, lemak dibedakan menjadi lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati biasa disebut minyak, sedangkan lemak hewani biasa disebut lemak. Lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair pada suhu kamar. Lemak berwujud padat disebabkan sebagian besar terdiri atas asam lemak jenuh seperti asam stearat dan asam palmitat. Sedangkan lemak cair, mengandung asam lemak tidak jenuh, contohnya asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.
            Berbagai bahan pangan seperti daging, ikan, telur, susu, avokad, kacang tanah, dan berbagai sayuran mnegandung lemak yang biasa ikut termakan bersama dengan makanan. Lemak seperti itu biasa disebut lemak tersembunyi (invisible fat).
            Lemak memiliki sifat yang spesifik, yaitu memiliki gugus hidrokarbon hidrofob yang sangat banyak dan memiliki gugus hidrokarbon hidrofil sangat sedikit. Hai itu menunjukkan bahwa lemak tidak larut dalam air, tetap larut dalam pelarut non-polar.
            Semua lemak, baik hewan maupun nabati, mengadung asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh dengan komposisi beraneka ragam. Lemak hewani mengandung asam lemak jenuh lebih banyak daripada lemak nabati.
            Hampir semua asam lemak yang terdapat dalam alam mempunyai jumlah atom karbon yang genap karena asam ini dibiosintesis dari gugus asetil berkarbon-dua dalam asetil-koenzim-A. Rantai hidrokaarbon dalam suatu asam lemak dapat bersifat jenuh atau dapat pula mengandung ikatan ragkap. Asam lemak yang tersebar paling merata dalam alam, yaitu asam oleat yang mengandung satu ikatan rangkap. Asam-asam lemak dengan lebih dari satu ikatan rangkap adalah tidak lazim, terutama dalam minyak nabati, minyak-minyak ini disebut poliunsaturat.
Lipid secara umum dapat dibagi ke dalam 2 kelas besar, yaitu lipid sederhana dan lipid kompleks. Yang termasuk lipid sederhana antara lain adalah: 1) tringliserida dari lemak atau minyak seperti ester asam lemak dan gliserol, contohnya adalah lemak babi, minyak jagung, minyak biji kapas,dan butter, 2) lilin yang   spermaceti, dan caumuba wax dan 3) sterol yang di dapat dari hidrogenasi parsial atau menyeluruh fenantrena, contohnya adalah kolesterol dan ergosterol (Scy Tech Encyclopedia 2008)
Lemak dan minyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai mentega dan lemak hewan. Minyak umumnya berasal dari tumbuhan, contohnya minyak jagung, minyak zaitun, minyak kacang, dan lain-lain. Walaupun lemak berbentuk padat dan minyak adalah cairan, keduanya mempunyai struktur dasar yang sama. Lemak dan minyak adalah triester dari gliserol, yang dinamakan trigliserida. (Hart, 1987)
Di samping itu berdasarkan sifat kimianya yang penting, lipid dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu lipid yang dapat disabunkan, yakni yang dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak, dan lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya steroid. Lipid dibagi dalam beberapa golongan berdasarkan kemiripan struktur kimianya, yaitu: asam lemak, lemak, lilin, fosfolipid, sfingolipid, terpen, steroid, lipid kompleks.


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1  Alat dan Bahan
3.1.1 Alat :
1.    15 Tabung reaksi                            4. 1 Spatula
2.    3 Pipet ukur                                    5. 1 Gelas ukur
3.    2 Pipet tetes
     3.1.2 Bahan :
1.    Asam oleat                                      5. Margarin     
2.    Minyak kelapa                                6. Air
3.    Minyak sawit                                  7. Alkohol
4.    Mentega putih/shortening               8. Aseton

A.                Cara Kerja
 Dimasukkan pelarut sebanyak 2 ml kedalam tabung reaksi yang bersih
 Menambahkan 3-5 tetes bahan percobaan (asam oleat, minyak kelapa, margarine)
 ke dalam tabung reaksi.
 


   Digojog kuat-kuat
    Diamati hasilnya


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
No
Pelarut
Asam Lemak
Hasil
Foto
1
Air

Asam oleat

Tidak terlarut (larutan diatas berwarna kuning dan yang dibawah putih bening)

Asam olet+air

Minyak kelapa

Tidak terlarut (larutan diatas berwarna putih keruh dan dibawah putih bening)

Minyak kelapa+air


Mentega putih

Tidak terlarut (terdapat endapan putih menggumpal)
Mentega putih+air


Margarin

Tidak terlarut (terdapan endapan berwarna kuning )
Margarin+air


Minyak sawit

Tidak terlarut (terdapat endapan berwarna kuning pucat)
Minyak sawit+air



Asam oleat
Tidak terlarut (tedapat endapan berwarna kuning pucat)
 
Asam oleat+alkohol
2
Alkohol

Minyak kelapa

Tidak terlarut (tedapat endapan berwarna putih)
Minyak kelapa+alcohol

Mentega putih
Tidak terlarut (terdapan endapan berwarna putih menggumpal)
Mentega putih+alcohol

Margarin

Tidak terlarut (terdapan endapan berwarna kuning )
Margarin+alcohol


Minyak sawit













Tidak terlarut (terdapan endapan berwarna kuning pucat)





Minyak sawit+alkohol

3
Aseton

Asam oleat

Terlarut (tidak ada endapan dan berwarna kuning bening)
Asam oleat+aseton


Minyak kelapa

Terlarut (tidak ada endapan dan berwarna kuning)
Minyak kelapa+aseton



Mentega putih

Tidak terlarut (terdapan endapan berwarna putih)
Mentega putih+aseton

Margarin

Tidak terlarut (terdapat endapan berwarna kuning menggumpal)
Margarin+aseton

Minyak sawit
Terlarut (terdapat sedikit endapan berwarna bening kental)
Minyak sawit+aseton




3.2 Pembahasan
Praktikum kimia kali ini yaitu mengenai uji kualitatif lipid, yang bertujuan untuk menguji kelarutan berbagai bahan yang mengandung lipid pada beberapa jenis pelarut. Lipid merupakan senyawa organik atau biomolekul yang tidak larut dalam air. Lipid berfungsi untuk penyimpanan energi, transportasi metabolisme sumber energi, struktur dasar atau komponen utama membran semua jenis sel serta  pembentukan sel dan sumber asam lemak esensial.
Dalam praktikum ini, praktikan menggunakan lima macam lemak dan tiga pelarut. Lima macam asam lemak tersebut yaitu asam oleat, minyak kelapa, minyak sawit, mentega putih dan margarine. Sedangkan pelarutnya yaitu air, alkohol, dan aseton. Sebenarnya kelarutan lipid dan asam lemak dapat ditentukan atau dilihat dengan pengamatan secara langsung terhadap bahan pelarut yang dipergunakan.
Hasil yang didapatkan setelah menguji kelima asam lemak tersebut, pada saat menguji dengan menggunakan pelarut jenis air didapatkan bahwa kelima asam lemak tidak dapat larut dalam air. Begitu juga dengan menggunakan pelarut alkohol. Didapatkan hasil yang sama seperti menggunakan pelarut air, yaitu tidak larut dalam air. Pada saat menggunakan pelarut aseton, terdapat perbedaan dari percobaan sebelumnya yang menggunakan pelarut air dan alkohol. Pada pelarut aseton, asam oleat, minyak sawit dan minyak kelapa larut dalam air, sedangkan mentega putih dan margarin tidak larut.
Alasan mengapa asam oleat, minyak sawit dan minyak kelapa dapat larut dalam aseton karena aseton merupakan jenis pelarut nonpolar. Sehingga pelarut tersebut dapat dengan mudah melarutkan kedua bahan yang di uji cobakan.
Lain halnya dengan air, air merupakan jenis pelarut polar karena tidak dapat melarutkan lemak atau lipid. Sedangkan untuk alkohol  terdapat beberapa pendapat yang mengemukakan bahwa alkohol merupakan pelarut polar. Ada kemungkinan mengapa praktikum yang dilakukan tidak tepat. Mungkin karena terdapat kesalahan ketika praktikum dilaksanakan seperti kesalahan pada proses menggojog, proses meneteskan bahan yang diujikan maupun kurang telitinya praktikan.





BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Dari percobaan ini didapatkan bahwa asam lemak yang larut dalam ait yaitu hanya asam oleat, minyak sawit dan minyak kelapa saja yaitu ketika menggunakan pelarut jenis aseton. Sementara untuk lainnya tidak dapat larut. Oleh karena itu, lipid merupakan senyawa yang tidak dapat larut dalam pelarut polar seperti air ataupun alkohol. Jadi lipid hanya dapat larut dalam pelarut yang non polar (pelarut organik) seperti aseton yang telah diujikan sebelumnya. Namun, pada aseton juga terdapat asam lemak atau minyak yang tidak dapat larut dalam air, seperti pada mentega putih dan margarin.

5.2 Saran
Dalam melakukan praktikum uji kualitatif lipid harus dilakukan lebih teliti, lebih hati-hati dalam meneteskan bahan, dan lebih kuat dalam menggojog agar hasilnya tepat. Dan alat-alat praktikum di cuci dengan bersih agar tidak mempengaruhi hasil.










DAFTAR PUSTAKA

Buckle, K.A.dkk. Ilmu Pangan. Jakarta : UI-Press
Fessenden, RJ dan Joan F. 1986. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Hart, Harold. 1987. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Susilowati, Endang. 2009. Theory and Application Of Chemistry. Solo: tiga                       serangkai

Waldjinah.dkk. 2012. Detik-Detik Ujian Nasional Kimia. Klaten : Intan                                         Pariwara

0 komentar:

Post a Comment