Recent Posts

SELAMAT DATANG DI BLOG AGUNG WIDODO SI PUTRA AMBON

Monday, November 4, 2013

LAPORAN UMBI-UMBIAN

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
ACARA UMBI-UMBIAN





Oleh :
AGUNG WIDODO
A1M012080




KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2013

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Umbi-umbian adalah bahan nabati yang diperoleh dari dalam tanah, misalnya ubi kayu, ubi jalar, kentang, garut, gadung, talas, wortel, bengkoang, bawang, jahe dan lain sebagainya.Pada umumnya umbi-umbian tersebut merupakan sumber karbohidrat terutama pati atau sumber cita rasa dan aroma karena mengandung oleoresin.
Umbi merupakan satu organ dari yang merupakan modifikasi dari organ lain dan berfungsi sebagai penyimpan zat tertentu (umumnya karbohidrat). Organ yang dimodifikasi dapat berupa daun, batang, atau akar.Bentuk modifikasi ini biasanya adalah pembesaran ukuran dengan perubahan anatomi yang sangat jelas terlihat.Umbi biasanya terbentuk tepat di bawah permukaan tanah.
Umbi-umbian dapat dibedakan berdasarkan asalnya yaitu umbi akar dan umbi batang, sebenarnya keduanya merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan makanan cadangan. Yang termasuk umbi akar misalnya ubi kayu dan bengkuang, sedangkan umbi batang misalnya ubi jalar,kentang dan gadung.                               
1.2. Tujuan
Mengamati struktur jaringan bahan dengan pengamatan mikroskopik



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Umbi-umbian merupakan bahan nabati yang bisa diperoleh dari tanah. Umbi bisa dikatakan merupakan satu organ dari tumbuhan yang merupakan modifikasi dari organ lain dan berfungsi sebagai penyimpan zat tertentu seperti karbohidrat yang berfungsi sebagai cadangan energi. Umbi-umbian penting sebagai karbohidrat terutama sebagai sumber pati.Selain itu umbi-umbian dapat dikeringkan dan dibuat tepung. Salah satu kandungan kimia lain dalam umbi-umbian adalah karotenoidnya yang berpengaruh pula pada sifat fisiknya dengan adanya warna alami pada umbi tersebut.

2.1.Ubi jalar
Ubi jalar termasuk famili convolvulaceae dan merupakan tanaman palawija. Bentuk daunnya sangat bervariasi dari bentuk lonjong sampai bentuk seperti jari, dengan lekukan tepi yang banyak dan dalam. Bentuk ubi jalar biasanya bulat sampai lonjong dengan permukaan rata sampai tidak rata. Bentuk ubi yang ideal adalah lonjongn agak panjang dengan berat antara 200-250 gram per ubi. Ubi jalar dapat berwarna putih, kuning, orange, sampai merah bahkan ada yang berwarna kebiruan, violet atau berbintik-bintik biru. Ubi yang berwarna kuning, orange sampai merah banyak mengandung karotenoid yang merupakan precursor bagi vitamin A. Ubi jalar ini mengandung protein kadar rendah tetapi kualitas protein cukup baik dengan protein score 81. Timbunan kalori dalam ubi jalar berbentuk karbohidrat. (Rukmana, 1997).
Ubi jalar merupakan jenis yang banyak dibudidayakan dan diolah menjadi berbagai jenis bahan olahan karena mengandung antosionin yang tinggi dan sebagai bahan pangan sumber kalori, contohnya: es krim, campuran selai buah, kue kering, kripik dan lain sebagainya, banyak dibudidayakan di kabupaten malang. Adapun dari jenis ubi jalar yaitu ubi jalar jingga merupakan sumber vitamin C dan β-karoten (provitamin A) yang sangat baik, kandungan β-karotennya lebih tinggi dibandingkan ubi jalar lainnya, dan juga mengandung vitamin B yang sedang(tengah-tengah).

2.2. Wortel
            Wortel (Daucus carota) adalah tanaman jenis sayuran umbi yang biasanya berwarna jingga atau putih dengan tekstur serupa kayu.Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya. Wortel termasuk tumbuhan biennial ( siklus hidup 12-24 bulan) yang menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar, untuk tumbuhan ini berbunga pada tahun kedua, batang bunga tumbuh setinggi kira-kira 1 meter, dengan bunga berwarna putih, dan mengandung vitamin A yang baik untuk kesehatan mata.wortel juga dapat dimakan dengan cara mentah ataupun dimasak terlebih dahulu.
            Wortel merupakan tanaman semusim yang berbentuk rumput.Batangnya sangat pendek, hamper tidak terlihat.Akar tunggangnya berubah bentuk menjadi umbi.Akar samping sangat sedikit dan timbul pada umbinya.Makin bermutu umbinya makin tidak ada akar sampingnya, kecuali pada ujung umbi.Pengambilan hara dari dalam tanah hanya dilakukan oleh akar tunggang.Umbi wortel bentuknya bulat panjang dan langsing.Umbi wortel berwarna kuning kemerah-merahan karena mengandung karoten (provitamin A) yang sangat tinggi.Oleh karena itu, baunya tidak sedap. Selain provitamin A, wortel pun mengandung vitamin B dan C. umbi wortel rasanya enak, gurih, renyah, dan sedikit manis.
2.3. Pengamatan Mikroskopis
Keberadaaan karoten dalam jaringan umbi-umbian selain dapat diketahui dengan menggunakan analisis kimia dapat juga diketahui dengan cara pengamatan mikroskopis. Dalam pelaksanannya sampel harus diiris tipis terlebih dahulu menggunakan mikrotom sampai ketebalan ±1mm. Sampel harus tipis agar struktur jaringannya dapat terlihat dibawah mikroskop.Setelah diiris tipis, sampel ditempatkan dalam kaca preparat kemudian diamati letak karotennya didalam mikroskop dengan perbesaran 100 – 400 kali.Sebelum ditempatkan dalam kaca, terlebih dahulu kaca dibersihkan menggunakan alkohol 40% agar kotoran yang menempel pada kaca dapat hilang.
Dengan menggunakan perbesaran 100 - 400 X, untuk wortel dapat terlihat dengan jelas karoten yang ada di dalam sel. Karoten pada wortel berbentuk batang yang tersebar di dalam sitoplasma sel. Pencahayaan mikroskop baik, dapat terlihat dengan jelas susunan dan bentuk karoten dalam sel, Pada ubi jalar orange, karena karoten kurang tipis jadi agak sulit mencari fokus biar tepat.
2.4. Karotenoid
Karotenoid merupakan kelompok yang terdiri dari lebih 600 molekul dan dapat ditemukan dalan tanaman, hewan dan mikroorganisme.Karotenoid merupakan pigmen yang bertanggung jawab terhadap warna pada tanaman, buah dan bunga.Karotenoid juga digunakan untuk zat pewarna pada beberapa industri makanan, minuman, dan pakan ternak baik dalam bentuk ekstrak alami yakni dalam bentuk ekstrak murni atau dalam bentuk sintesis yang dibuat oleh pabrik.
Karotenid merupakan kelompok pigmen yang berwarna kuning, jingga, merah jingga, serta larut dalam minyak atau lipid.Karotenoid terdapat dalam kloroplas bersama-sama dengan klorofil terutama pada bagian permukaan atas daun dengan dinding sel polisade.
Karotenoid banyak terdapat pada tumbuhan tinggi, alga, fungi, dan bakteri sebagai jaringan photosintesis dan nonphotosintesis bersama-sama dengan klorofil.Tidak seperti klorofil dan anthosianin, karotenoid juga ditemukan pada binatang yang bertanggung jawab dalam memberikan warna seperti burung, ikan, serangga, dan beberpa invertebrata. Karotenoid juga ditemukan pada produk-produk hewani, antara lain susu, mentega, dan kuning telur. Belakangan ini mikroalga merupakan salah satu sumber karotenoid yang mulai dikembangkan dalam mendukung healthy food.
Karotenoid disintesis dalam sel (de novo) dalam banyak bakteri, mikroalga, tanaman tingkat tinggi, dan juga fungi, tetapi tidak dapat disintesis oleh hewan sehingga diperlukan bagi hewan untuk diet karotenoid dari luar.Sebagai contoh pada ikan, adanya warna kuning disebabkan ikan mengonsumsi plankton dan terakumulasi di dalam tubuhnya.
Pigmen karotenoid dapat terdiri dari karoten, beta karoten dan astaxantin yang ada di dalam tubah manusia dan hewan bersama-sama dengan antioksidan lain melindungi membran sel. Beberapa kemungkinan mekanisme dari aktivitas antioksidan karotenoid adalah menghambat kerusakan dari asam lemak dan protein di dalam membrane sel dan membrane mitokondria yang disebabkan oleh peroksidasi lemak, menstabilkan radikal bebas, menetralkan oksigen singlet dan triplet, dan menangkap berbagai tipe radikal bebas.
Karotenoid penting dalam zat gizi manusia terutama sebagai sumber provitamin A (β-karoten) dan sebagai agen pencegahan untuk penyakit kanker dan jntung (seperti lycopen). Menurut Iwasaki dan Murakoshi satu molekul β-karoten diubah menjadi dua molekul vitamin A dan memiliki aktivitas vitamin A sebesar 100 persen, sedangkan α-karoten memiliki 50 sampai 54 aktivitas vitamin A dan γ-karoten 42 sampai 45 persen aktivitas vitamin A.










BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat-alat
·      Pisau
·      Timbangan
·      Mikroskop
·      Labu Erlenmayer
3.1.2. Bahan-bahan
·      Ubi jalar Merah/Orange
·      Wortel
3.2. Prosedur Kerja
a.    Pengamatan mikroskopik




b.   Isolasi karotenoid dengan heksan teknis



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan
4.1.1. Pengamatan Mikroskopis
 Gambar melintang ubi jalar orange
1.      Struktur jaringan lebih banyak berbentuk bulat dan rapat
2.      Tidak terdapat gelembung air diantara celah jaringan
3.      Terlihat jelas struktur jaringannya





Gambar melintang wortel
Karotenoid
sitoplasma
                
1.Struktur jaringan lebih banyak garis-garis dan agak renggang.
2.Terdapat gelembung air diantara celah jaringan
3.Warnanya terang. Terdapat Karotenoid

4.1.2. Isolasi Karotenoid dengan Heksan Teknis
·         Rendemen ubi jalar
  Berat bahan                           = 20  gram
   Berat cawan                          = 37,93 gram
   Berat bahan dalam cawan     = 38,43 gram – 37,93 gram= 0,5 gram

Rendemen                     x 100 %

                                      x 100 %

                                     = 2,5 %
·         Rendemen wortel
Berat bahan                             = 20 gram
Berat cawan                            = 45,93 gram
Berat bahan dalam cawan                   = 46,38 gram- 45,93 gram= 0,45 gram

Rendemen                     x 100 %

                                      x 100 % = 2,25 %



4.2. Pembahasan
4..1.          Pengamatan mikroskopik
Untuk dapat melihat struktur jaringan umbi kita harus mengiris umbi setipis mungkin, karena semakin tipis irisannya maka, apabila diletakkan dibawah mikroskop akan terlihat dengan jelas struktur jaringannya. “Dengan perbesaran mikroskop 100 – 400 kali.
untuk ubi orange yang irisannya membujur diberikan perbesaran 40x tidak terlihat adanya inti sel didalam ubi tersebut dan bentuk jaringan yang terlihat sepeti sarang lebah. Sedangkan untuk yang irisannya melintang diberikan perbesaran 10x terlihat jelas adanya inti sel didalamnya yangberbentuk segi empat sembarang karena tidak teratur.
Untuk wortel yang irisannya membujur diberikan perbesaran 20x terlihat adanya inti sel yang berbentuk seperti sarang lebah (segi enam) yang beraturan,  Sedangkan untuk yang irisannya melintang diberikan perbesaran 40x terlihat adanya inti sel yang berbentuk bulat memanjang, bentuk jaringan segi enam seperti irisan membujur tetapi irisan ini berbentuk memanjang.
4..2.          Isolasi karotenoid dengan heksan teknis
Untuk menghitung rendemen harus membuat bahan terlebih dahulu, pertama-tama bahan 20 gram dihaluskan dengan mortir sambil ditambah heksan teknis sebanyak 10 – 15 ml secara bertahap, bahan halus dimasukan ke dalam Erlenmeyer, dikocok, lalu disaring dengan kertas saring kasar, filtrat dimasukkan ke dalam corong pisah, kemudian di diamkan 10 – 15 menit, terjadi pengendapan lalu fraksi air dikeluarkan didapat fraksi heksan (mengandung karotenoid) diuapkan dengan penangas air sampai semua heksan menguap didapat berat kering kemudian ditimbang
Rendemen  x 100 %
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
·         Dari hasil pengamatan mikroskopik irisan membujur dan melintang dari umbi orange ataupun wortel bentuknya hampir mirip, bentuk dari umbi orange segi empat sembarangan. Dan wortel segi enam beraturan persis sarang lebah.
·         Dalam pengamatan mikroskopik, pengamatan yang dilakukan dengan irisan melintang dan membujur sehingga bentuk karoten yang dihasilkan masing-masing sampel berbeda bentuk dan ukurannya.
·         Rendemen dari ubi jalar orange 2,5% dan Rendemen dari wortel 2.25%. Dari data yang diperoleh rendemen ubi jalar lebih besar daripada rendemen wortel, berarti kadar karotenoid dari ubi jalar orange lebih besar dibandingkan dengan wortel.

5.2. Saran
·         Dalam melakukan praktikum ini harus benar-benar telitiagar mendapat hasil yang maksimal dan setiap acara dapat dilaksanakan dengan baik.



DAFTAR PUSTAKA

Gsianturi.2003. Memperkuat Keamanan Pangan dengan Umbi-Umbian.
Lingga, P.B. Sarwono, F. Rahardi, P.C. Rahardja, J.J. Afriastini, R. Wudianto. dan W. H. Apriadji. 1986. Bertanam Umbi-umbian.Jakarta: Penebar Swadaya.
Sarwono, B. 2005.Ubi Jalar. Jakarta: Penebar Swadaya.
wikipedia.org/wiki/Worteldiakses pada 29mei 2013 jam 18.40

Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

0 komentar:

Post a Comment